1300 Hingga Kini
Tentara Salib Baru di
Barat
Pada
tahun 1483, Ferdinand dan Isabella memproklamasikan Inkuisisi Nasional Spanyol
untuk memburu kaum Yahudi bawah tanah. Para inkuisitor dari kaum Dominikan dan
Fransiskan mengumpulkan para tersangka di antara para marrano, menyiksa mereka
dan memaksa mereka untuk mengakui kesetiaan mereka pada agama Yahudi dan untuk
melaporkan kaum Yahudi bawah tanah yang lain. Tahun 1492 sering dianggap sebagai
titik peralihan simbolis sebagai awal mula zaman modern. Pada tahun itu, di Spanyol
terjadi peristiwa yang sangat penting. Pada bulan Januari Raja Ferdinand dan
Ratu Isabela akhirnya memenangkan perang-penaklukan-kembali kaum Kristen, ketika
mereka menaklukan kerajaan Muslim di Granada, benteng kuat terakhir Islam di
Eropa.
Hari ini orang-orang Arab merasakan penyesalan
ganda atas periode Utsmani, yang mereka pandang sebagai masa kegelapan.
Pertama, Imperium Utsmani adalah sebuah otokrasi-militer yang memiliki sistem-sosial-feodal
yang membusuk. Kekuatan awalnya secara tak terhindarkan membuka jalan bagi
sebuah keruntuhan yang lama dan menyakitkan, dan orang-orang Arab juga ikut
runtuh di dalamnya. Kedua, ketika Imperium itu akhirnya tumbang pada tahun
1918, orang-orang Arab lantas berada di bawah kekuasaan barat non-Islam. Ini
bukan perebutan kekuasaan yang tiba-tiba.
Pengucilan dan pengusiran kaum Yahudi Spanyol tentu saja mendorong tumbuhnya semangat separatis di kalangan mereka. Kita telah melihat bahwa penderitaan dan tekanan yang harus ditanggung kaum Yahudi selama periode perang Salib telah mengantarkan sebagian mereka pada bagian cara penyelesaian kaum zionis. Selama abad ke-13 ratusan orang melakukan aliyah ke Palestina. Tapi lenyapnya Spanyol telah membawa pada perkembangan yang berbeda yang sangat penting dalam kisah kita: muncul suatu antusiasme baru dan popular tehadap mistisisme dan ideologi Kabala.
Pengucilan dan pengusiran kaum Yahudi Spanyol tentu saja mendorong tumbuhnya semangat separatis di kalangan mereka. Kita telah melihat bahwa penderitaan dan tekanan yang harus ditanggung kaum Yahudi selama periode perang Salib telah mengantarkan sebagian mereka pada bagian cara penyelesaian kaum zionis. Selama abad ke-13 ratusan orang melakukan aliyah ke Palestina. Tapi lenyapnya Spanyol telah membawa pada perkembangan yang berbeda yang sangat penting dalam kisah kita: muncul suatu antusiasme baru dan popular tehadap mistisisme dan ideologi Kabala.
Selama abad ke-16, kaum Yahudi dan orang-orang
Arab dalam cara yang amat berbeda sama-sama menolak rasionalisme intelektual yang
sebelumnya telah menjadi ciri kaum Yahudi dan tradisi Islam. Pada abad ke-17
kita menemukan seorang misionaris Katolik, M. Febvre, yang menggambarkan kaum
Muslim sebagai kaum “Protestan umat Muhammad” yang memercayai justifikasi hal
ini berdasarkan kepercayaan yang ia percayai.
Zaman akal di abad ke-18 memberi jalan bagi
sebuah kebangkitan kembali agama Kristen yang kuat dan fundamentalis di abad
ke-19. Secara serupa, sekularis abad ke-20 telah memberi jalan bagi
semangat-semangat yang terbaru sekali.
Kenyataan bahwa tempat tersuci di dunia Kristen itu menjadi tempat ketegangan sengit antara Kristen barat dan timur adalah sebuah indikasi bahwa irasionalitas dan kebencian perang Salib betul-betul belum lenyap.
Kenyataan bahwa tempat tersuci di dunia Kristen itu menjadi tempat ketegangan sengit antara Kristen barat dan timur adalah sebuah indikasi bahwa irasionalitas dan kebencian perang Salib betul-betul belum lenyap.
Ketika presiden Jimmy Carter, perdana menteri
Menachem Begin, dan Presiden Anwar Sadat menandatangani perjanjian Camp David pada
tahun 1979, banyak dari kita berpikir dengan lega bahwa masalah Arab-Israel
mungkin dapat diatasi. Kini kita menyadari betapa salahnya kita. Presiden
Carter kehilangan jabatannya karena ia tak dapat memaksa rezim Ayatulloh
Khomeini untuk mengembalikan parasandera Amerika. Presiden Anwar Sadat dibunuh
oleh para ekstrimis Muslim di negerinya sendiri, terutama karena perjanjian
Camp David. Menachem Begin, yang seorang religius, dikutuk oleh kaum Yahudi religius
dan sekuler di Israel karena menyerahkan kembali semenanjung Sinai ke Mesir.
Masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan perjanjian-perjanjian territorial
biasa. Terlalu banyak perasaan-religius-mendalam dan terlibat dan emosi-emosi
ini membuat gagasan mengenai kehidupan bersama dalam sebuah negeri menjadi
mustahil.
Agama Kristen yang berperang Salib berkembang
sebagai sebuah tanggapan atas sebuah periode-panjang abad-kegelapan yang penuh
kehinaan dan ketikberdayaan. Perang Salib adalah sebuah
langkah-penyimpanan-baru, sama sekali tak ada hubungannya dengan agama Yesus
yang cinta damai. Tapi perang Salib bagi orang-orang Eropa telah memberikan
sebuah ideologi yang dapat memulihkan kehormatan diri diri mereka serta
mengantarkan Barat menjadi Adidaya di dunia. Revolusi Iran dengan kebenciannya
terhadap dunia barat, lahir dari kehinaan dan ketakberdayaan selama periode kolonial,
ketika Inggris dan Amerika dirasa telah memeras rakyat Iran dan mendukung rezim
tiran Syah.
Kaum Yahudi dan orang-orang Arab memiliki
masalah-masalah sendiri diantara mereka masing-masing. Keduanya harus melintasi
jalan panjang sebelum solusi damai menjadi sebuah kemungkinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar