Sabtu, 05 Mei 2012

Makalah Administrasi Pendidikan


ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN

MAKALAH


Diajukan sebagai syarat ketuntasan Mata Kuliah Administrasi Pendidikan

Disusun oleh,
Anas Fuad                      (1110015000013)
Anita                              (1110015000015)
Dinar Risprabowo          (1110015000043)

PRODI SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI JURUSAN P.IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang tergabung dalam satu kesatuan kelompok yang sistematis, terstruktur, dan memiliki visi dan tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan, organisasi-organisasi pendidikan yang berkembang terdapat beberapa macam, diantaranya adalah organisasi pendidikan formal, seperti Madrasah, SMA, SMP, SD, Perguruan tinggi, OSIS, dan lain sebagainya dan organisasi pendidikan non formal, seperti berbagai macam bimbingan belajar.
Organisasi pendidikan adalah kumpulan orang-orang yang berkumpul dan melaksanakan suatu tujuan yang objektif dalam bidang pendidikan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat. Tujuan yang objektif adalah tujuan yang akan tercapai apabila dilakukan dengan tindakan dan perencanaan yang matang.

B.            Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dapat penulis susun adalah sebagai berikut.
1.             Apakah definisi organisasi?
2.             Apakah definisi kelembagaan?
3.             Apakah definisi Organisasi dan kelembagaan pendidikan?

C.           Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.             Mengetahui definisi organisasi.
2.             Mengetahui definisi kelembagaan.
3.             Mengetahui definisi Organisasi dan kelambagaan pendidikan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.           Pengertian Organisasi
Sepintas kata ini telah mengantarkan kita untuk mengulas lagi. Tidak asing lagi untuk memahaminya, tapi tidak ada salahnya kita membahasnya. Sekumpulan orang-orang yang terlibat dalam struktur bagan demi mencapai tujuan yang sama, inilah organisasi menurut diskusi kami. Secara sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Ada baiknya menyelami pengertian, perlunya mengutip sanggahan para ahli dalam mendefinisikan organisasi, diantaranya:[1]
1.             Rosenzweig
Organisasi dapat dipandang sebagai; Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok, Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama, dan Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama
2.             Matthias Aroef
Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai tujuannya
3.             Piffner dan Sherwood
Organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis
4.             Bakke
Organisasi merupakan  sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan
5.             Allen
Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan. Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, di organisir, dan dikoordinasikan.
6.             Ernest Dale
Sebuah struktur organisasi harus memuat tentang lima hal  sebagai berikut:
a.              Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
b.             Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut pembagian kerja (devision of work)
c.              Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau departementalisasi (departmentalization)
d.             Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
e.              Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan
Sekumpulan orang yang bersatu, menandakan adanya kesamaan pekan mahaman. Dari cita atau tujuan inilah adanya pembagian-pembagian yang terjadi dialam struktur. Jadi organisasi ialah integrasi kelompok dan terjadi secara terstruktur demi mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Fungsi-fungsi Organisasi
1.             Memberi struktur, terutama dalam penyusunan atau penempatan personel, pekerjaan-pekerjaan, material, dan pikiran-pikiran di dalam struktur itu.umpamanya dalam pembentukan panitia; sebagaimana susunan organisasinya, siapa yang menjadi pelindung, penasihat, ketua, penitera, bendahara, komisaris, dan lain-lain.
2.             Menetapkan hubungan antara orang-orang dalam suatu organisasi tersebut. Kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
3.             Sebagai alat untuk menyatukan usaha-usaha untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.
Prinsip-prinsip Organisasi
1.             Memiliki tujuan yang jelas,
2.             Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut,
3.             Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran,
4.             Adanya kesatuan perintah: para bawahan hanya mempunyai satu orang atasan langsung,
5.             Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota,
6.             Adanya pembagian tugas yang sesuai dengan dengan kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing,
7.             Pola organisasi hendaknya relatif permanen dan struktur organisasi disusun sesederhana mungkin,
8.             Adanya jaminan keamanan dalam bekerja; anggota tidak merasa gelisah karena takut diberhentikan,
9.             Adanya gaji atau  intensif yang setimpal dengan jasa atau pekerjaan,
10.         Garis-garis kekuasaan atau hirearki tata kerjanya tergambar jelas dalam organisasi.
Organisasi Sekolah
Dengan organisasi sekolah yang baik dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang sesuai dengan kemampuan dan fungsinya masing-masing. Dan setiap orang juga harus mengerti dan menyadari tugasnya dan tugasnya didalam struktur organisasi itu. Dengan demikian dapat dihindari adanya tindakan yang sewenang-wenang atau otoriter dari kepala sekolah, dan sebaliknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam menjalankan organisasi sekolah.

B.            Pengertian Kelembagaan
Kelembagaan adalah sekumpulan kelompok sosial yang bersatu yang biasanya terbentuk lembaga-lembaga. Perlu di ketahui bahwa kemasyarakatan itu berperan penting dalam proses kehidupan suatu kelompok sosial. Karena dengan adanya kelembagaan yang didalamnya terbentuk suatu lembaga-lembaga membuat setiap orang dapat mengatur perilakunya menurut kehendak masyarakat.[2]
Kelembagaan pendidikan terbagi menjadi 3, yaitu.
1.             Lembaga Pendidikan Keluarga (Informal)
Sebagai lembaga pendidikan yang utama, fungsi dari keluarga adalah sebagai berikut.
a.              Menjaga pengalaman pertama masa kanak-kanak.
b.             Menjaga kehidupan emosional anak.
c.              Mananamkan dasar pendidikan  agama dan moral.
d.             Memberikan dasar pendidikan moral dan agama.
Tanggung jawab keluarga
a.              Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
b.             Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua kepada keturunannya.
c.              Tanggung jawab sosial.
d.             Memelihara dan menjaga anak.
e.              Memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
2.             Pendidikan Sekolah
Yang dimaksud pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas  dan ketat mulai dari kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Tanggung jawab sekolah:
a.              Tanggung jawab formal kelembagaan
b.             Tanggung jawab keilmuan.
c.              Tanggung jawab fungsional
Fungsi dan peran Sekolah
Peran sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas  mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa orang tuanya. Fungsi sekolah sebagaimana yang dikemukakan Suwarno dalam buku pengantar umum pendidikan adalah sebagai berikut.
a.              Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
b.             Sosialisasi
c.              Efesiensi
d.             Konservasi dan transmisi kultural
e.              Transisi dari rumah ke masyarakat
3.             Lembaga Pendidikan Masyarakat (nonformal)
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar dari pendidikan sekolah. Beberapa istilah dalam pendidikan masyarakat
a.              Pendidikan Sosial
Merupakan proses yang diusahakan dengan sengaja didalam masyarakat untuk mendidik individu dalam lingkungan sosial, agar bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong ke arah kemajuan dan perubahan.
b.             Pendidikan masyarakat
Merupakan perubahan yang ditunjukkan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dilakukan diluar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
c.              Pendidikan rakyat
Merupakan tindakan-tindalkan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.
d.             Pendidikan Luar sekolah
Merupakan pendidikan yang dilakukan diluar sistem persekolahan saja. Penekanannya pada pendidikan yang berlangsung diluar sekolah
e.              Mass Education
Merupakan pendidikan yang ditunjukkan kepada orang dewasa diluar lingkungan sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.
f.              Adult Education
Merupakan pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tinggi dari kewajiban belajar. Pengertian ini mengacu pada orang yang tidak tertampung di sekolah yang sudah berusia dewasa.
g.             Extention Education
Merupakan salah satu bentuk adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah biasa, yang khusus dikelola perguruan tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia universitas.
h.             Fundamental Education
Merupakan pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi agar mereka mendapatkan posisi yang layak.

C.           Pendidikan
Secara etimologi, pendidikan dari bahasa Yunani adalah pedagogik, yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak.[3] Berasal dari kata “panggulawentah” (pengolahan), mengolah, mengubahkejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubahkepribadian sang anak.[4]
Pendidikan merupakan tuntunan untuk mewujudkan potensi yang terpendam. Maka pendidikan merupakan tuntunan untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik, untuk dijadikan lebih baik karena potensi merupakan kekuatan yang terpendam dan haruslah dibangkitkan. Dapat disimpulankan pendidikan merupakan arahan untuk mewujudkan potensi yang terpendam.
Dengan pemahaman yang utuh, kita akan lebih mudah memasuki pembahasan-pembahasan yang lebih dalam tentang pendidikan. Berbagai pandangan mengenai pendidikan adalah sebagai berikut.
1.             John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2.             M. J. Longeveled
Pendidikan adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
3.             Thompson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
4.             Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.
5.             H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang berkembang secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.
6.             Jean Jesquoue Russeau
Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.
7.             Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
8.             Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
9.             Ivan Illc
Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
10.         Edgar Dalle
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
11.         Hartoto
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan terus-menerus dalam upaya memanusiakan manusia.
12.         Ngalim Purwanto
Pendidikan adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
13.         Driakara
Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia.
14.         W.P. Napitulu
Pendidikan adalah kegiatan yang secara sadar, teratur, dan terencana dalam tujuan mengubah tingkah laku ke arah yang diinginkan.
15.         Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani
Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi, masyarakat, pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.[5]
Pendidikan dari berbagai sudut pandang ini bahwa pendidikan merupakan proses sebagai pencapaian. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha, bimbingan, penyesuaian, pelatihan dan arahan sebagai proses pencapaian. Pencapaian ini dimaksudkan sebagai perubahan dalam manusia itu sendiri, seperti intelektual, kedewasaan, perilaku, memanusiakan manusia dan kerohanian. Maka pendidikan merupakan proses dan penyesuaian yang mengarahkan pada perubahan manusia untuk lebih baik.

D.           Organisasi Pendidikan
Sebelumnya kita telah menguraikan berbagai pengertiannya. Organisasi pendidikan ialah dua kata “organisasi” dan “pendidikan”. Dari kesimpulan uraian bahwa organisasi adalah integrasi kelompok dan terjadi secara terstruktur demi mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Lalu, pendidikan ialah proses dan penyesuaian yang mengarahkan pada perubahan manusia untuk lebih baik.
Menurut Mulyani A. Nurhadi membedakan menjadi dua yaitu organisasi makro dan mikro. Organisasi pendidikan makro adalah organisasi pendidikan dilihat dari segi organisasi secara luas. Dalam struktur organisasi, organisasi pendidikan pada tingkat makro dibedakan atas: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Pusat, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Pendidikan Dan Kebudayaan di Kabupaten/Kotamadya dan Kantor Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kecamatan.
Organisasi pendidikan mikro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak dengan unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara langsung proses belajar mengajar. Struktur disetiap sekolah atau lembaga tidak seluruhnya sama. Mungkin disuatu sekolah terdapat sesuatu unit sekolah yang disekolah lain tidak terdapat karena disebabkan kekurangan tenaga atau sarana lain[6]
Jadi, Organisasi Pendidikan ialah integrasi kelompok yang terstrukur demi tercapainya perubahan manusia yang lebih baik, dengan penyesuaian dan arahan. Oleh sebab itu sekolah dikatakan sebagai sebuah organisasi karena sekolah didirikan untuk mencapai tujuan bersama khususnya di bidang pendidikan.
Struktur Organisasi Pendidikan[7] adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Organisasi pendidikan juga dapat dikatakan sebagai seperangkat hukum yang mengatur formasi dan administrasi atau tata laksana organisasi-organisasi pendidikan di Indonesia. Macam-macam Struktur Organisasi Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu
1.             Sentralisasi
Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata.
Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya. Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-cirinya ialah adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.
2.             Desentralisasi
Otonomi yang sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan sosial-kontrol yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat.

BAB III
KESIMPULAN
A.           Kesimpulan
Organisasi pendidikan adalah kumpulan orang-orang yang berkumpul dan melaksanakan suatu tujuan yang objektif dalam bidang pendidikan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat. Tujuan yang objektif adalah tujuan yang akan tercapai apabila dilakukan dengan tindakan dan perencanaan yang matang.
Dengan organisasi sekolah yang baik dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang sesuai dengan kemampuan dan fungsinya masing-masing. Dan setiap orang juga harus mengerti dan menyadari tugasnya dan tugasnya didalam struktur organisasi itu. Dengan demikian dapat dihindari adanya tindakan yang sewenang-wenang atau otoriter dari kepala sekolah, dan sebaliknya dapat menciptakan suasana  yang menyenangkan dalam menjalankan organisasi sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Toumy al-Syaibaniy, Hasan Langgulung (penerjemah), 1979. Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah, Jakarta: Bulan Bintang.

Nurlela, Eli Herlina, dan Enung, 2011. Organisasi Pendidikan, Makalah Faklutas Tarbiyah IAI Latifah Barokiyah Suralaya








[1]        ___, “Pengertian dan Definisi Organisasi menurut Para Ahli,” artikrl ini diakses pada tanggal 18 Maret 2012 dari http://carapedia.com/pengertian_definisi_organisasi_menurut_para_ahli_info484.html

[2]____, “Definisi Kelembagaan,” artikel ini diakses pada tanggal 18 Maret 2012 dari http://www.definisi.info/definisi-kelembagaan.html

[3] Nukemitalinarifka, “pengertian Education,” artikel ini diakses pada tanggal 19 Desember 2011 dari http://nukemitalina.blogspot.com/2009/11/pengertian-education.html

[4]  Rony Syarif, “Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli,” artikel ini diakses pada tanggal 19 Desember 2011 dari http://www.scribd.com/doc/24676437/Definisi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli

[5]  Mohammad al-Toumy al-Syaibaniy, Hasan Langgulung (penerjemah), Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah, (jakarta: Bulan Bintang, 1979) h. 399.

[6]    Nurlela, Eli Herlina, dan Enung, Organisasi Pendidikan, Makalah Faklutas Tarbiyah IAI Latifah Barokiyah Suralaya, (Suralaya, 2011) h.2

[7] Wawan Kusnawan, “Organisasi Pendidikan,” artikel ini diakses pada tanggal 18 Maret 2012 dari http://manajemenperguruantinggi.blogspot.com/2012/01/organisasi-pendidikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar