ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN
PENDIDIKAN
MAKALAH

Diajukan
sebagai syarat ketuntasan Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Disusun
oleh,
Anas
Fuad (1110015000013)
Anita (1110015000015)
Dinar
Risprabowo (1110015000043)
PRODI SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI JURUSAN
P.IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
(FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Organisasi
adalah sekumpulan orang-orang yang tergabung dalam satu kesatuan kelompok yang
sistematis, terstruktur, dan memiliki visi dan tujuan tertentu. Dalam dunia
pendidikan, organisasi-organisasi pendidikan yang berkembang terdapat beberapa
macam, diantaranya adalah organisasi pendidikan formal, seperti Madrasah, SMA,
SMP, SD, Perguruan tinggi, OSIS, dan lain sebagainya dan organisasi pendidikan
non formal, seperti berbagai macam bimbingan belajar.
Organisasi
pendidikan adalah kumpulan orang-orang yang berkumpul dan melaksanakan suatu
tujuan yang objektif dalam bidang pendidikan dan mencerdaskan kehidupan
masyarakat. Tujuan yang objektif adalah tujuan yang akan tercapai apabila
dilakukan dengan tindakan dan perencanaan yang matang.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dapat penulis susun adalah
sebagai berikut.
1.
Apakah definisi organisasi?
2.
Apakah definisi kelembagaan?
3.
Apakah definisi Organisasi dan kelembagaan
pendidikan?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.
Mengetahui definisi organisasi.
2.
Mengetahui definisi kelembagaan.
3.
Mengetahui definisi Organisasi dan
kelambagaan pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Organisasi
Sepintas
kata ini telah mengantarkan kita untuk mengulas lagi. Tidak asing lagi untuk
memahaminya, tapi tidak ada salahnya kita membahasnya. Sekumpulan orang-orang
yang terlibat dalam struktur bagan demi mencapai tujuan yang sama, inilah
organisasi menurut diskusi kami. Secara sederhana, organisasi bisa diartikan
sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Ada
baiknya menyelami pengertian, perlunya mengutip sanggahan para ahli dalam
mendefinisikan organisasi, diantaranya:[1]
1.
Rosenzweig
Organisasi dapat dipandang sebagai; Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok, Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama, dan Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama
Organisasi dapat dipandang sebagai; Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok, Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama, dan Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama
2.
Matthias Aroef
Suatu
organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai
tujuannya
3.
Piffner dan Sherwood
Organisasi
sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling
berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang
bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar,
menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis
4.
Bakke
Organisasi merupakan sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan
Organisasi merupakan sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan
5.
Allen
Organisasi
adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja,
mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan
hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama
secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan. Sebuah organisasi tidak
akan bisa lepas dengan yang namanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi
adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, di organisir, dan
dikoordinasikan.
6.
Ernest Dale
Sebuah struktur organisasi harus memuat
tentang lima hal sebagai berikut:
a.
Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi
b.
Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau
biasa disebut pembagian kerja (devision of work)
c.
Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan
efisien atau departementalisasi (departmentalization)
d.
Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
e.
Memonitor efektivitas struktur organisasi dan
melakukan penyesuaian apabila diperlukan
Sekumpulan orang yang bersatu,
menandakan adanya kesamaan pekan mahaman. Dari cita atau tujuan inilah adanya
pembagian-pembagian yang terjadi dialam struktur. Jadi organisasi ialah integrasi
kelompok dan terjadi secara terstruktur demi mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama.
Fungsi-fungsi Organisasi
1.
Memberi struktur, terutama dalam penyusunan atau
penempatan personel, pekerjaan-pekerjaan, material, dan pikiran-pikiran di
dalam struktur itu.umpamanya dalam pembentukan panitia; sebagaimana susunan
organisasinya, siapa yang menjadi pelindung, penasihat, ketua, penitera,
bendahara, komisaris, dan lain-lain.
2.
Menetapkan hubungan antara orang-orang dalam suatu
organisasi tersebut. Kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab
masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada
tercapainya tujuan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
3.
Sebagai alat untuk menyatukan usaha-usaha untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.
Prinsip-prinsip Organisasi
1.
Memiliki tujuan yang jelas,
2.
Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan
tersebut,
3.
Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan
kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran,
4.
Adanya kesatuan perintah: para bawahan hanya mempunyai
satu orang atasan langsung,
5.
Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
masing-masing anggota,
6.
Adanya pembagian tugas yang sesuai dengan dengan
kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing,
7.
Pola organisasi hendaknya relatif permanen dan
struktur organisasi disusun sesederhana mungkin,
8.
Adanya jaminan keamanan dalam bekerja; anggota tidak
merasa gelisah karena takut diberhentikan,
9.
Adanya gaji atau
intensif yang setimpal dengan jasa atau pekerjaan,
10.
Garis-garis kekuasaan atau hirearki tata kerjanya
tergambar jelas dalam organisasi.
Organisasi Sekolah
Dengan organisasi sekolah yang baik
dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua
orang sesuai dengan kemampuan dan fungsinya masing-masing. Dan setiap orang
juga harus mengerti dan menyadari tugasnya dan tugasnya didalam struktur
organisasi itu. Dengan demikian dapat dihindari adanya tindakan yang
sewenang-wenang atau otoriter dari kepala sekolah, dan sebaliknya dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam menjalankan organisasi sekolah.
B.
Pengertian
Kelembagaan
Kelembagaan
adalah sekumpulan kelompok sosial yang bersatu yang biasanya terbentuk
lembaga-lembaga. Perlu di ketahui bahwa kemasyarakatan itu berperan penting
dalam proses kehidupan suatu kelompok sosial. Karena dengan adanya kelembagaan
yang didalamnya terbentuk suatu lembaga-lembaga membuat setiap orang dapat
mengatur perilakunya menurut kehendak masyarakat.[2]
Kelembagaan
pendidikan terbagi menjadi 3, yaitu.
1.
Lembaga Pendidikan Keluarga (Informal)
Sebagai
lembaga pendidikan yang utama, fungsi dari keluarga adalah sebagai berikut.
a.
Menjaga pengalaman pertama masa
kanak-kanak.
b.
Menjaga kehidupan emosional anak.
c.
Mananamkan dasar pendidikan agama dan moral.
d.
Memberikan dasar pendidikan moral dan
agama.
Tanggung
jawab keluarga
a.
Adanya motivasi atau dorongan cinta
kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
b.
Pemberian motivasi kewajiban moral
sebagai konsekuensi kedudukan orang tua kepada keturunannya.
c.
Tanggung jawab sosial.
d.
Memelihara dan menjaga anak.
e.
Memberikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
2.
Pendidikan Sekolah
Yang
dimaksud pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang
disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai
dari kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Tanggung
jawab sekolah:
a.
Tanggung jawab formal kelembagaan
b.
Tanggung jawab keilmuan.
c.
Tanggung jawab fungsional
Fungsi
dan peran Sekolah
Peran
sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah
bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa orang tuanya. Fungsi
sekolah sebagaimana yang dikemukakan Suwarno dalam buku pengantar umum
pendidikan adalah sebagai berikut.
a.
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan
memberikan pengetahuan.
b.
Sosialisasi
c.
Efesiensi
d.
Konservasi dan transmisi kultural
e.
Transisi dari rumah ke masyarakat
3.
Lembaga Pendidikan Masyarakat
(nonformal)
Dalam
konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika
anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada
diluar dari pendidikan sekolah. Beberapa istilah dalam pendidikan masyarakat
a.
Pendidikan Sosial
Merupakan
proses yang diusahakan dengan sengaja didalam masyarakat untuk mendidik
individu dalam lingkungan sosial, agar bebas dan bertanggung jawab menjadi
pendorong ke arah kemajuan dan perubahan.
b.
Pendidikan masyarakat
Merupakan
perubahan yang ditunjukkan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas
umur tertinggi kewajiban belajar, dilakukan diluar lingkungan dan sistem
persekolahan resmi.
c.
Pendidikan rakyat
Merupakan
tindakan-tindalkan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat,
tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.
d.
Pendidikan Luar sekolah
Merupakan
pendidikan yang dilakukan diluar sistem persekolahan saja. Penekanannya pada
pendidikan yang berlangsung diluar sekolah
e.
Mass Education
Merupakan
pendidikan yang ditunjukkan kepada orang dewasa diluar lingkungan sekolah, yang
bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat
mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.
f.
Adult Education
Merupakan
pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tinggi dari kewajiban
belajar. Pengertian ini mengacu pada orang yang tidak tertampung di sekolah
yang sudah berusia dewasa.
g.
Extention Education
Merupakan
salah satu bentuk adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan diluar
sekolah biasa, yang khusus dikelola perguruan tinggi untuk menyahuti hasrat
masyarakat yang ingin masuk dunia universitas.
h.
Fundamental Education
Merupakan
pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial
ekonomi agar mereka mendapatkan posisi yang layak.
C.
Pendidikan
Secara
etimologi, pendidikan dari bahasa Yunani adalah pedagogik, yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat
pendidikan sebagai educare, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa
waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak.[3]
Berasal dari kata “panggulawentah”
(pengolahan), mengolah, mengubahkejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran,
kemauan dan watak, mengubahkepribadian sang anak.[4]
Pendidikan
merupakan tuntunan untuk mewujudkan potensi yang terpendam. Maka pendidikan
merupakan tuntunan untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik, untuk
dijadikan lebih baik karena potensi merupakan kekuatan yang terpendam dan
haruslah dibangkitkan. Dapat disimpulankan pendidikan merupakan arahan untuk
mewujudkan potensi yang terpendam.
Dengan
pemahaman yang utuh, kita akan lebih mudah memasuki pembahasan-pembahasan yang
lebih dalam tentang pendidikan. Berbagai pandangan mengenai pendidikan adalah
sebagai berikut.
1.
John Dewey
Pendidikan
adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual,
emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2.
M. J. Longeveled
Pendidikan
adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
3.
Thompson
Pendidikan
adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
4.
Frederick J. Mc Donald
Pendidikan
adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat
(behavior) manusia.
5.
H. Horne
Pendidikan
adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang berkembang secara fisik
dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.
6.
Jean Jesquoue Russeau
Pendidikan
adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan
pada saat dewasa.
7.
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan
adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya.
8.
Ahmad D. Marimba
Pendidikan
adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani
dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
9.
Ivan Illc
Pendidikan
adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup.
10.
Edgar Dalle
Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap
untuk masa yang akan datang.
11.
Hartoto
Pendidikan
adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan terus-menerus dalam upaya
memanusiakan manusia.
12.
Ngalim Purwanto
Pendidikan
adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
13.
Driakara
Pendidikan
adalah memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia.
14.
W.P. Napitulu
Pendidikan
adalah kegiatan yang secara sadar, teratur, dan terencana dalam tujuan mengubah
tingkah laku ke arah yang diinginkan.
15.
Omar Muhammad
al-Toumy al-Syaibani
Pendidikan
adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,
masyarakat, pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajran
sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi antara profesi-profesi asasi
dalam masyarakat.[5]
Pendidikan dari berbagai sudut pandang ini bahwa
pendidikan merupakan proses sebagai pencapaian. Dalam proses ini melibatkan
usaha-usaha, bimbingan, penyesuaian, pelatihan dan arahan sebagai proses
pencapaian. Pencapaian ini dimaksudkan sebagai perubahan dalam manusia itu
sendiri, seperti intelektual, kedewasaan, perilaku, memanusiakan manusia dan
kerohanian. Maka pendidikan merupakan proses dan penyesuaian yang mengarahkan
pada perubahan manusia untuk lebih baik.
D.
Organisasi
Pendidikan
Sebelumnya
kita telah menguraikan berbagai pengertiannya. Organisasi pendidikan ialah dua
kata “organisasi” dan “pendidikan”. Dari kesimpulan uraian bahwa organisasi
adalah integrasi
kelompok dan terjadi secara terstruktur demi mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama. Lalu, pendidikan ialah proses dan
penyesuaian yang mengarahkan pada perubahan manusia untuk lebih baik.
Menurut Mulyani A. Nurhadi membedakan menjadi
dua yaitu organisasi makro dan mikro. Organisasi pendidikan makro adalah
organisasi pendidikan dilihat dari segi organisasi secara luas. Dalam struktur
organisasi, organisasi pendidikan pada tingkat makro dibedakan atas: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Pusat, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Kantor Pendidikan Dan Kebudayaan di Kabupaten/Kotamadya dan
Kantor Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kecamatan.
Organisasi
pendidikan mikro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak dengan
unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara
langsung proses belajar mengajar. Struktur disetiap sekolah atau lembaga tidak
seluruhnya sama. Mungkin disuatu sekolah terdapat sesuatu unit sekolah yang
disekolah lain tidak terdapat karena disebabkan kekurangan tenaga atau sarana
lain[6]
Jadi, Organisasi Pendidikan ialah integrasi
kelompok yang terstrukur demi tercapainya perubahan manusia yang lebih baik,
dengan penyesuaian dan arahan. Oleh sebab itu sekolah dikatakan
sebagai sebuah organisasi karena sekolah didirikan untuk mencapai tujuan
bersama khususnya di bidang pendidikan.
Struktur
Organisasi Pendidikan[7]
adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah
untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Organisasi
pendidikan juga dapat dikatakan sebagai seperangkat hukum yang mengatur formasi
dan administrasi atau tata laksana organisasi-organisasi pendidikan di
Indonesia. Macam-macam Struktur Organisasi Struktur Organisasi pendidikan yang
pokok ada dua macam yaitu
1.
Sentralisasi
Segala
sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan dan
perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan kepegawaian,
sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum,
alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya.
Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan
sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional
semata-mata.
Sesuai
dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan
guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur
pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan
instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya.
Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-cirinya ialah adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna
bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir
semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan
sejenis.
2.
Desentralisasi
Otonomi yang sangat luas yang meliputi penentuan
anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan personel/guru, gaji
guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang pembangunan,
pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi
pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah
tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin,
profesional dengan tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil
yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap
pemerintahan dan masyarakat awasan dan sosial-kontrol yang langsung dari
pemerintahan dan masyarakat setempat.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Organisasi
pendidikan adalah kumpulan orang-orang yang berkumpul dan melaksanakan suatu
tujuan yang objektif dalam bidang pendidikan dan mencerdaskan kehidupan
masyarakat. Tujuan yang objektif adalah tujuan yang akan tercapai apabila
dilakukan dengan tindakan dan perencanaan yang matang.
Dengan organisasi sekolah yang baik
dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang
sesuai dengan kemampuan dan fungsinya masing-masing. Dan setiap orang juga
harus mengerti dan menyadari tugasnya dan tugasnya didalam struktur organisasi
itu. Dengan demikian dapat dihindari adanya tindakan yang sewenang-wenang atau
otoriter dari kepala sekolah, dan sebaliknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam menjalankan
organisasi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Toumy
al-Syaibaniy, Hasan Langgulung (penerjemah), 1979. Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah, Jakarta: Bulan Bintang.
Nurlela,
Eli Herlina, dan Enung, 2011. Organisasi
Pendidikan, Makalah Faklutas Tarbiyah IAI Latifah Barokiyah Suralaya
[1] ___, “Pengertian dan Definisi Organisasi
menurut Para Ahli,” artikrl ini diakses pada tanggal 18 Maret 2012 dari http://carapedia.com/pengertian_definisi_organisasi_menurut_para_ahli_info484.html
[2]____, “Definisi Kelembagaan,”
artikel ini diakses pada tanggal 18 Maret 2012 dari http://www.definisi.info/definisi-kelembagaan.html
[3] Nukemitalinarifka,
“pengertian Education,” artikel ini diakses pada tanggal 19 Desember 2011 dari http://nukemitalina.blogspot.com/2009/11/pengertian-education.html
[4] Rony Syarif, “Definisi Pendidikan Menurut Para
Ahli,” artikel ini diakses pada tanggal 19 Desember 2011 dari http://www.scribd.com/doc/24676437/Definisi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli
[5]
Mohammad al-Toumy al-Syaibaniy, Hasan Langgulung (penerjemah), Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah,
(jakarta: Bulan Bintang, 1979) h. 399.
[6] Nurlela, Eli Herlina, dan Enung, Organisasi Pendidikan, Makalah Faklutas
Tarbiyah IAI Latifah Barokiyah Suralaya, (Suralaya, 2011) h.2
[7] Wawan Kusnawan, “Organisasi
Pendidikan,” artikel ini diakses pada tanggal 18 Maret 2012 dari http://manajemenperguruantinggi.blogspot.com/2012/01/organisasi-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar