Minggu, 21 Oktober 2012

ARP 1



sang bulan, mencuri sinar agar terang-benderang.
sekali lagi sinar itu bukanlah datang darinya.

Elok bintang bertebaran di angkasa luas.
jumlahnya milyaran, bahkan hipotesanya jumlah mereka melebihi manusia bumi.

bulan selalu tersenyum karna bintang2 selalu berkedip menunjukkan pesonanya.
Dulu sempat terfikir oleh bulan untuk keluar dari orbit. Menjelajah sang waktu, menghampiri bintang yang cahayanya berkilauan.
namun bulan selalu berfikir, bintang adalah sumber cahaya yang bila didekati hanya membakar apa yang dimiliki bulan.

#Jadilah bulan meninggalkan obsesi semunya, dan tersenyum kembali memantulkan cahaya dari para bintang yang bersinar.
Pikirnya dia hanyalah batu terbang yang tiada berdaya.

namun suatu masa terlihat banyak bintang mendekat, mengarungi sang waktu. menjelajah semesta, merubah diri menjadi bulan baru.

Tapi bulan tiada tertarik, menurutnya obsesi itu hanya tipuan, bintang adalah bintang yang terang benderang hanya untuk membakar.


cukuplah bulan untuk melayang, menuruti obsesi Sang Kholik untuk menangkap asteroid yang singgah di dekatnya.

Jadilah ia terluka,
tapi bulan tetaplah bulan yang selalu tersenyum pada tuannya.

dalam hati dia berfikir, suatu hari akan muncul asteroid yang berukuran besar. Menyatu atas pedoman pencipta. Menemani bulan dalam petualangannya bersama sang waktu meski tanpa sinar yang mempesona namun mambakar..

Rabu, 03 Oktober 2012

Tan Malaka, antara diri seorang Muslim dan seorang Nasionalis kiri

Ketahuilah, bahwa sejarah merupakan rentetan peristiwa yang dapat diungkapkan atau disembunyikan rezim yang berkuasa.

Beberapa kalangan mungkin saja secara sengaja menghilangkan peran dan perjuangan Tan Malaka dalam pentas perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sutan Ibrahim atau yang biasa dikenal dengan sebutan Datuk Tan Malaka merupakan salah satu pahlawan Nasional asal tanah minang. Karena hidup dalam tanah minang, tidak mengherankan jika masa kecil Tan Malaka selalu diisi dengan pelajaran agama Islam yang kuat. Tan Malaka kecil telah menampakkan kecerdasannya sebagai seorang Muslim. Terbukti dalam usia yang relatif muda beliau telah mampu manjadi penghafal Al Qur'an.

Tan Malaka hidup dalam lingkungan keluarga yang agamis dengan tidak menjadikan adat sebagai landasan kehidupan. Sebagaimana diketahui, pada masa itu terdapat perpecahan yang berujung perang antara kaum adat yang menjadikan adat sebagai penopang kehidupan dan kaum agamis yang menjadikan adat berada di bawah syariat Islam. Kaum agamis tersebut yang akhirnya melakukan perlawanan terhadap kolonialis Belanda, namun harus berhadapan terlebih dahulu dengan kaum adat yang merupakan antek-anteknya.

Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Inilah prinsip hidup kebanyakan masyarakat minang termasuk keluarga Tan Malaka. Prinsip ini melandasi setiap sendi kehidupan masyarakat pada syariat Islam yang bersumber dari al-Qur'an dan Hadits. Prinsip ini juga meletakkan adat istiadat yang berlaku secara turun-temurun dalam masyarakat minang dibawah syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

Seperti inilah kehidupan kecil Tan Malaka yang selalu diisi dengan pengajaran dan pembelajaran akan penerapan syariat Islam. Selanjutnya ketika dewasa Tan Malaka memperoleh kesempatan lebih untuk menggali ilmu di luar negeri. Pada masa itu seperti Soekarno dan Hatta, Tan Malaka dapat meneruskan sekolah di Belanda. Seperti tokoh perjuangan kemerdekaan kebanyakan, pembelajaran disana tidak menjadikan Tan Malaka terlena dan membutakan matanya untuk tidak melawan kolonialis Belanda yang saat itu masih menjajah Indonesia.

Tan Malaka banyak belajar mengenai materialisme dialektika Karl Marx selama belajar di Belanda. Sehingga dapat dikatakan bahwa dia sangat menguasai teori-teori Karl Marx mengenai kelas sosial.


lanjutt nanti yaa!! mau kuliah dulu






Apa penyebabnya? "keluh warga"


Hasil wawancara sekilas dengan beberapa warga Dusun Babakan kecamatan Kabandungan kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Beberapa hari ini warga setempat selalu mengeluhkan ketersediaan air tanah di daerahnya. Cukup miris, mengingat daerah ini berada di kaki gunung salak dengan curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu, kawasan ini masih sangat asri dengan jarak yang cukup dekat pada kawasan Taman Nasional Gunung Halimun.

Memang benar, sudah hampir satu bulan kawasan ini tidak diguyur oleh air hujan. Tetapi keadaan ini biasanya tidak membawa efek yang fatal terhadap persediaan air tanah warga. Seorang warga mengatakan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya kemarau selama 7 bulan-pun tidak menjadikan pasokan air berkurang secara drastis, tetapi sangat aneh pada tahun ini keadaan ini terjadi pada daerah mereka. warga tersebut juga menyatakan bahwa kemungkinan besar peristiwa ini diakibatkan aktivitas pengeboran yang sangat tinggi yang dilakukan PLTP Cevron beberapa kilometer dari lokasi tersebut.

Sebagaimana diketahui, PLTP Cevron resmi memiliki kontrak selama puluhan tahun untuk mengekplorasi gas alam di sekitar pegunungan Salak Jawa Barat. Kontrak tersebut bukanlah perkara main-main karena Cevron dianggap satu-satunya pihak yang dapat melakukan kegiatan ini. Cevron juga dianggap memiliki jasa yang besar terhadap pasokan listrik Jawa dan Bali. Dengan jalinan kerjasama dengan Indonesia Power, Cevron memiliki wewenang untuk memanfaatkan sumber daya alam kawasan pegunungan Salak yang masih aktif.

Saya tidak memiliki bukti ilmiah bahwa dugaan warga terhadap eksploitasi alam oleh PLTP Cevron benar atau tidaknya.

Yang anehnya adalah warga sangat sepakat bahwa memang benar eksplorasi gas alam ini yang menjadi biang keladinya. Dengan sedikit emosi warga menambahkan bahwa bukan permasalahan kekurangan air saja yang mereka keluhkan, melainkan akhir-akhir ini warga juga sering merasakan gempa yang diakibatkan tingginya aktivitas pengeboran gas alam.

Sebagaimana diketahui, menurut BMKG Sukabumi gempa cukup besar yang terjadi akhir-akhir ini bukanlah disebabkan aktivitas vulkanik gunung salak. Keadaan kawah masih normal dan menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas yang meningkat dari pegunungan salak Jawa Barat.

#Sekarang, yang saya tanyakan mengapa bisa terjadi hal seperti ini?
Apakah musibah berturut-turut yang menimpa warga Kabandungan Sukabumi benar-benar atas kehendak-Nya? Atau,, apakah memang benar dugaan warga selama ini yang menyatakan bahwa gunung Salak telah kembali aktif dan hal tersebut diakibatkan aktivitas pengeboran gas yang tinggi PLTP Cevron?
Lalu jika benar,, dimanakah posisi pemerintah Indonesia?

Allahu 'alam..

Ahh,, saya akan masukkan sedikit syair Iqbal tentang peran manusia yang diamanahkan sebagai khalifah di muka bumi.. :))

"engkaulah pengawal terpercaya bagi rahasia azali
dan bagi Penguasa alam ini
engkaulah tangan kanan dan kiri
engkaulah dibentuk dari debu
namun kau tegakkan dunia
dan kau lestarikan bangsa manusia"

CC..

manusia dapat menjadi pengislah dan manusia dapat menjadi perusak..