Kamis, 24 Mei 2012

GLOBAL WARMING DAN CARA PENANGGULANGANNYA Oleh Ghaniyah Ilma Rahmiyati

            Pernahkah kalian melihat atau mendengar berbagai macam bencana yang terjadi di bumi kita tercinta ini? Banjir, longsor, tsunami, badai, mencairnya es di kutub utara, keringnya lahan pertanian, kebakaran hutan, ataupun bencana lainnya. Pada tanggal 28 April 2009, agen luar Angkasa Eropa (EPA) mengumumkan bahwa batang es besar yang terdapat di kutub telah terpisah dan sekarang mulai terpecah. Hal ini akan menimbulkan efek yang sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan di Bumi. Selain hal ini, masih banyak kejadian alam yang tidak pernah kita kehendaki sebelumnya.
Bumi sebagai sebuah planet yang kita injak  ini merupakan planet ketiga dalam susunan tata surya. Hingga saat ini, hanya Bumi-lah satu-satunya planet yang dapat di huni oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Selain planet ini, belum di temukan tanda-tanda adanya kehidupan pada planet lainnya. Jikapun ada, masih belum terbukti secara otentik dan masih  berupa teori-teori saja.
Dahulu, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa bentuk bumi adalah datar dan memiliki ujung sama seperti meja dan kursi. Namun beberapa abad kemudian setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, beberapa ilmuwan mengatakan bahwa bumi berbentuk bulat dan tidak mempuyai ujung. Selanjutnya, beberapa abad kemudian para ilmuwan memperbaharui teorinya bahwa bumi tidak berbentuk bulat tetapi berbentuk bulat pepat. Di kedua kutub Bumi terdapat poros sebagai pusat berputar. Namun jauh sebelum teori-teori ini lahir, Al-Qur’an telah menjelaskan tentang bentuk bumi ini.
Jika kita melihat bumi dengan menggunakan teropong dari luar angkasa, akan kita dapati seakan-akan bumi berwarna biru. Mengapa berwarna biru? Karena 70 % permukaan bumi adalah lautan, sisanya adalah daratan yang tersusun atas gunung-gunung, perbukitan, danau, sungai, beserta yang lainnya. Fakta menunjukkan ada sesuatu yang menarik, yaitu meskipun bumi di penuhi air tetapi tidak pernah tumpah ketika berputar. Padahal jika kita menuang sedikit saja air di dalam gelas dengan posisi terbalik, air sudah pasti akan tumpah. Itulah bukti kekuasaan Zat yang Maha Esa. Allah mampu menciptakan sesuatu atas kehendak-Nya.
Selain dari itu, Allah Swt juga menyempurnakan bumi ini dengan memberikannya oksigen, salah satu gas yang terdapat dalam atmosfer. Oksigen merupakan sumber utama bagi seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Namun sayang, saat ini banyak orang yang tidak lagi perduli akan pentingnya oksigen. Tanpa adanya oksigen, kita dapat mengetahui apa yang akan terjadi di bumi ini. Besar kemungkinan seluruh makhluk hidup akan musnah dan mengalami kepunahan.
Jika kita membaca berbagai surat kabar dan internet, kita akan mendapati informasi bahwa terdapat lubang dalam lapisan ozon. Lubang pada ozon ini bahkan sudah sangat luas dan diperkirakan seluas benua antartika. Sebagaimana diketahui, ozon merupakan lapisan bumi yang melindungi manusia dari panasnya matahari dan ganasnya sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit . Jika hal ini dibiarkan begitu saja kita dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada bumi ini.

PENGERTIAN GLOBAL WARMING
Global warming adalah istilah yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Dalam bahasa Indonesia Global warming berarti pemanasan global. Pemanasan global (global warming) adalah keadaan dimana suhu atau temperatur bumi naik di atas batas normal. Sebenarnya, pemanasan global ini juga merupakan suatu hal yang berguna untuk kehidupan bumi, namun jika pemanasan global ini dibiarkan begitu saja akan sangat beresiko bagai kehidupan di bumi.
Komite Internasional IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) berusaha mencari solusi mengenai pemanasan global ini. Para ilmuwan memperkirakan pemanasan global akan lebih meningkat hingga 1,4 derajat celcius -5,8 derajat celcius pada tahun 2100.  Apabila suhu bumi meningkat lebih dari dua derajat celcius maka sebagian spesies bumi akan mengalami kepunahan bahkan ekosistem akan hancur serta terjadinya bencana kelaparan. Begitu juga kebutuhan akan air bersih sangat sulit terpenuhi. Sebab atmosfer yang menjadi tempat berlindung manusia di bumi telah menipis. Penipisan atmosfer terjadi karena “efek rumah kaca”.

Efek rumah kaca
Beberapa ilmuwan memahami bahwa yang di sebut dengan efek rumah kaca hanyalah merupakan istilah kiasan. Rumah kaca biasanya di gunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman, khususnya saat musim hujan, dingin maupun salju. Rumah kaca bekerja dengan menangkap panas matahari, karena panel-panel kaca yang ada pada rumah kaca membiarkan panas terserap kedalam rumah kaca sehingga menyebabkan rumah kaca tetap hangat walaupun pada waktu musim hujan, dingin, dan salju. Rumah kaca menyerap panas dan memantulkan kembali cahaya panas dari dalam. Sementara cahaya panas yang ada di dalam rumah kaca tersebut tidak dapat lagi keluar dari ruangan tersebut. Jika diibaratkan pada bumi, gas rumah kaca ini merupakan penyebab utama pemanasan global karena panasnya cahaya matahari tidak dapat dilepaskan kembali oleh atmosfer bumi.

PENYEBAB GLOBAL WARMING
 Sumber utama penyebab terjadinya pemanasan global adalah pembakaran fosil serta penebangan hutan secara ilegal. Indonesia merupakan salah satu penyumbang pemanasan global terbesar di bumi. Padahal Indonesia adalah negara dengan jumlah hutan terluas kedua di dunia setetah Brazil. Hutan di Indonesia dianggap sebagai paru-paru dunia yang menyumbang pengaruh besar iklim di dunia. Bila paru-paru telah mengalami kerusakan yang sangat parah, kita akan mengetahui apa yang akan terjadi dengan organ-organ lainnya.
Dari sinilah kita dapat mengetahui betapa pentingnya penghijauan bagi bumi kita. Tapi, kita tidak boleh salah kaprah dengan mengartikan penghijauan sebagai penanaman pohon secara seenaknya tanpa memperhatikan pohon yang layak ditanam maupun tidak. Contohnya, pohon kelapa sawit, tentu kita semua tahu bahwa pohon kelapa sawit adalah penghasil minyak sawit bukan sebagai pohon penangkal pemanasan global. Walaupun kelapa sawit menghasilkan minyak sawit sebagai sumber devisa negara, akan tetapi pohon sawit dapat merusak tanah sehingga tanah tidak dapat ditanami lagi oleh pohon-pohon lainnya. Hal ini berbeda bila kita menanam pohon mangga, jambu, jati atau jenis pohon lainnya.
Selain melakukan penghijauan, kita juga harus menjaga lingkungan sekitar agar pohon yang kita tanam dapat hidup dengan baik. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara menjaga kebersihan air di lingkungan serta kelestarian danau dan sungai sebagai daerah resapan. Pada paragraf sebelumnya penulis menyatakan bahwa Indonesia merupakan penghasil hutan terbesar kedua di dunia. Menurut buku “reboisasi” yang pernah penulis  baca, hutan indonesia memiliki luas mencapai 113 juta hektar. Sayangnya hutan Indonesia dengan berbagai jenis tumbuhan setiap hari luasnya semakin berkurang akibat adanya penebangan hutan secara ilegal. Jika hutan di Negara Indonesia terjaga baik, maka bencana pemanasan global ini akan mudah dihindari.
Untuk menjaga kelestarian hutan, perlu diadakannya upaya reboisasi. Reboisasi adalah penanaman kembali hutan-hutan yang telah gundul. Reboisasi bukan diartikan sekedar upaya menanam tanaman hias atau yang lainnya. Reboisasi diupayakan dengan penanaman pohon-pohon besar yang menyerap banyak air. Lalu, bagaimana dengan penghijauan? Apakah penghijauan dapat kita sebut reboisasi? Penghijauan sendiri lebih diartikan penanaman kembali pohon-pohon diluar kawasan hutan, seperti hutan kota, hutan wisata. Walaupun demikian makna keduanya memiliki  kesamaan, artinya sama-sama menanam pohon.
Setelah penjelasan ini, sekarang kita sudah mengetahui dampak global warming pada bumi kita. Jadi, mulailah dari sekarang untuk ikut membantu menyumbang oksigen bagi bumi kita tercinta ini. Tidak perlu terlalu sulit awali saja dengan yang mudah yaitu melakukan  reboisasi sederhana disekitar rumah kita. Jika kita tidak memiliki pekarangan yang cukup, kita dapat menanamnya dalam pot. Jika sudah besar, pohon tersebut dapat kita pindahkan ke tempat yang cocok. Menurut saya ini merupakan suatu hal mudah. Jika kita mau, tak ada sesuatu apapun yang sulit. Sebagaimana dalam firman Tak ada sesuatu yang sulit untuk di kerjakan, jika ada keinginan kuat untuk melakukannya.
            Selain dengan upaya sederhana ini, kita juga harus selalu mensosialisasikan reboisasi ini pada setiap orang. Bila setiap orang telah sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan, maka bencana pemanasan global ini sangat mudah dihindari. Selain itu, perlu dukungan dari pemerintah Indonesia dalam mencanangkan berbagai kebijakan kelestarian lingkungan hidup. Pemerintah dapat menggerakkan kembali upaya penanaman semilyar pohon. Penanaman semilyar pohon ini memang telah terselenggara dengan baik, namun tidak ada kelanjutan yang jelas dari rencana ini sehingga pada akhirnya satu milyar pohon yang telah ditanam tidak terurus dan mati. Pemerintah juga harus memberikan hukuman yang tegas kepada pelaku pengrusak lingkungan. Dengan demikian orang-orang akan berfikir ulang jika ingin melakukan pengrusakan lingkungan.
Dunia, yang terdiri dari ratusan negara juga memiliki andil besar dalam pelestarian lingkungan ini. Efek industrialisasi negara maju dianggap sebagai penyebab utama pemanasan global. Sebagaimana diketahui, limbah yang berupa asap dari kendaraan bermotor dan asap pabrik dapat meningkatkan jumlah CO2 di udara sebagai gas yang sifatnya memanaskan. Negara maju juga harus bertanggung jawab atas pemborosan sumber daya alam yang diperoleh dari negara berkembang. Negara maju juga harus melakukan upaya untuk menanggulangi efek kerusakan lingkungan. Dengan demikian, dukungan dari berbagai pihak akan mampu menyelesaikan permasalahan pemanasan global ini.
Wallahu ‘alam.

*Penulis adalah santriyah kelas V Pesantren Husnayain, Babakan kabupaten Sukabumi.
**Essay ini memperoleh juara II dalam lomba penulisan essay Yayasan Anggi.
***Alhamdulillah, Subhanallah, Allahu akbar. Man jadda wa jadda ^^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar