Pernahkah kalian melihat atau
mendengar berbagai macam bencana yang terjadi di bumi kita tercinta ini? Banjir,
longsor, tsunami, badai, mencairnya es di kutub utara, keringnya lahan pertanian,
kebakaran hutan, ataupun bencana lainnya. Pada tanggal 28 April 2009, agen luar
Angkasa Eropa (EPA) mengumumkan bahwa batang es besar yang terdapat di kutub telah
terpisah dan sekarang mulai terpecah. Hal ini akan menimbulkan efek yang sangat
besar bagi keberlangsungan kehidupan di Bumi. Selain hal ini, masih banyak
kejadian alam yang tidak pernah kita kehendaki sebelumnya.
Bumi
sebagai sebuah planet yang kita injak ini merupakan
planet ketiga dalam susunan tata surya. Hingga saat ini, hanya
Bumi-lah satu-satunya
planet yang dapat di huni oleh manusia,
hewan, dan tumbuhan. Selain planet ini, belum di
temukan tanda-tanda
adanya kehidupan pada planet lainnya. Jikapun
ada, masih belum terbukti secara otentik dan masih berupa teori-teori saja.
Dahulu, beberapa ilmuwan berpendapat
bahwa bentuk bumi adalah datar dan
memiliki ujung sama seperti meja dan kursi. Namun beberapa
abad kemudian setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat,
beberapa ilmuwan mengatakan bahwa bumi berbentuk bulat dan tidak mempuyai ujung. Selanjutnya, beberapa abad kemudian para ilmuwan memperbaharui
teorinya bahwa bumi tidak berbentuk bulat tetapi berbentuk
bulat pepat. Di kedua kutub Bumi terdapat
poros sebagai pusat berputar. Namun jauh sebelum teori-teori
ini lahir, Al-Qur’an telah menjelaskan tentang bentuk bumi ini.
Jika
kita melihat bumi
dengan menggunakan teropong dari luar angkasa, akan kita dapati seakan-akan
bumi berwarna biru. Mengapa berwarna biru? Karena 70 % permukaan bumi adalah lautan, sisanya adalah daratan yang tersusun atas gunung-gunung, perbukitan, danau, sungai, beserta
yang lainnya. Fakta menunjukkan ada sesuatu yang menarik, yaitu meskipun bumi di penuhi air tetapi tidak pernah tumpah
ketika berputar. Padahal jika kita menuang sedikit saja air di dalam gelas dengan posisi terbalik, air sudah pasti
akan tumpah. Itulah bukti kekuasaan Zat yang Maha Esa. Allah mampu menciptakan sesuatu atas kehendak-Nya.
Selain
dari itu, Allah Swt juga menyempurnakan
bumi ini dengan memberikannya oksigen,
salah satu gas yang terdapat dalam atmosfer. Oksigen merupakan sumber utama
bagi seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Namun sayang, saat
ini banyak orang yang tidak
lagi perduli akan pentingnya oksigen. Tanpa adanya oksigen, kita dapat
mengetahui apa yang akan terjadi di bumi ini. Besar kemungkinan seluruh makhluk hidup akan musnah dan
mengalami kepunahan.
Jika kita membaca berbagai surat kabar dan internet, kita akan mendapati informasi bahwa terdapat
lubang dalam lapisan ozon. Lubang pada ozon
ini bahkan sudah sangat luas dan diperkirakan seluas benua antartika.
Sebagaimana diketahui, ozon merupakan lapisan bumi yang melindungi manusia dari
panasnya matahari dan ganasnya sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker
kulit . Jika hal ini dibiarkan begitu saja kita dapat mengetahui apa yang akan
terjadi pada bumi ini.
PENGERTIAN GLOBAL WARMING
Global
warming adalah istilah
yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Dalam bahasa Indonesia Global
warming berarti pemanasan global. Pemanasan global (global warming) adalah
keadaan dimana suhu atau temperatur bumi naik di atas batas
normal. Sebenarnya, pemanasan global ini juga merupakan suatu hal yang berguna
untuk kehidupan bumi, namun jika pemanasan global ini dibiarkan begitu saja
akan sangat beresiko bagai kehidupan di bumi.
Komite
Internasional IPCC (Intergovermental
Panel on Climate Change) berusaha mencari solusi mengenai pemanasan global
ini. Para ilmuwan memperkirakan pemanasan global akan lebih meningkat hingga
1,4 derajat celcius -5,8 derajat celcius pada tahun 2100. Apabila suhu bumi meningkat lebih dari dua
derajat celcius maka sebagian spesies bumi akan mengalami kepunahan bahkan
ekosistem akan hancur serta terjadinya bencana kelaparan. Begitu juga kebutuhan
akan air bersih sangat sulit terpenuhi. Sebab atmosfer yang menjadi tempat berlindung
manusia di bumi telah menipis. Penipisan atmosfer
terjadi karena “efek rumah kaca”.
Efek rumah kaca
Beberapa ilmuwan memahami bahwa yang di
sebut dengan efek rumah kaca hanyalah merupakan istilah kiasan. Rumah kaca biasanya di
gunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman, khususnya saat musim hujan, dingin maupun salju. Rumah kaca bekerja dengan
menangkap panas matahari, karena panel-panel kaca yang ada pada rumah
kaca membiarkan panas terserap kedalam rumah kaca sehingga menyebabkan rumah kaca tetap hangat
walaupun pada waktu musim hujan, dingin, dan salju. Rumah kaca menyerap panas dan memantulkan kembali cahaya panas dari dalam. Sementara cahaya panas yang ada di dalam rumah kaca tersebut tidak dapat lagi keluar
dari ruangan tersebut. Jika diibaratkan pada bumi, gas rumah kaca ini merupakan
penyebab utama pemanasan global karena panasnya cahaya matahari tidak dapat
dilepaskan kembali oleh atmosfer bumi.
PENYEBAB GLOBAL WARMING
Sumber utama penyebab terjadinya pemanasan
global adalah pembakaran fosil serta penebangan hutan
secara ilegal. Indonesia merupakan
salah satu penyumbang pemanasan global terbesar di bumi. Padahal Indonesia adalah
negara dengan jumlah hutan terluas kedua di dunia setetah Brazil. Hutan di
Indonesia dianggap sebagai paru-paru dunia yang menyumbang pengaruh besar iklim
di dunia. Bila paru-paru telah
mengalami kerusakan yang sangat parah, kita akan mengetahui apa yang akan
terjadi dengan organ-organ lainnya.
Dari
sinilah kita dapat mengetahui betapa pentingnya
penghijauan bagi bumi kita. Tapi, kita tidak
boleh salah kaprah dengan mengartikan
penghijauan sebagai penanaman pohon secara seenaknya tanpa memperhatikan pohon yang layak ditanam maupun
tidak. Contohnya, pohon kelapa sawit, tentu kita semua tahu bahwa pohon kelapa sawit adalah penghasil
minyak sawit bukan sebagai pohon penangkal pemanasan global. Walaupun kelapa
sawit menghasilkan minyak sawit sebagai sumber devisa negara, akan tetapi pohon sawit dapat merusak tanah sehingga tanah tidak dapat ditanami lagi oleh pohon-pohon lainnya. Hal ini berbeda bila
kita menanam pohon mangga, jambu, jati atau jenis pohon lainnya.
Selain
melakukan penghijauan, kita juga harus menjaga lingkungan sekitar agar pohon
yang kita tanam dapat hidup dengan baik. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara
menjaga kebersihan air di lingkungan serta kelestarian danau dan sungai sebagai daerah resapan. Pada paragraf sebelumnya penulis menyatakan bahwa Indonesia merupakan penghasil hutan
terbesar kedua di dunia. Menurut buku “reboisasi” yang pernah penulis
baca, hutan indonesia memiliki luas
mencapai 113 juta hektar. Sayangnya hutan Indonesia dengan berbagai jenis
tumbuhan setiap hari luasnya
semakin berkurang akibat adanya penebangan hutan secara ilegal. Jika hutan di
Negara Indonesia terjaga baik, maka bencana
pemanasan global ini akan mudah dihindari.
Untuk
menjaga kelestarian hutan, perlu
diadakannya upaya reboisasi. Reboisasi adalah penanaman kembali hutan-hutan
yang telah gundul. Reboisasi bukan diartikan sekedar upaya menanam tanaman hias
atau yang lainnya. Reboisasi diupayakan dengan penanaman pohon-pohon besar yang
menyerap banyak air. Lalu, bagaimana dengan penghijauan? Apakah penghijauan
dapat kita sebut reboisasi? Penghijauan sendiri lebih diartikan penanaman
kembali pohon-pohon diluar kawasan hutan, seperti hutan kota, hutan wisata.
Walaupun demikian makna keduanya memiliki
kesamaan, artinya sama-sama menanam pohon.
Setelah
penjelasan ini, sekarang kita sudah mengetahui dampak global warming pada bumi
kita. Jadi, mulailah dari sekarang untuk ikut membantu menyumbang oksigen bagi
bumi kita tercinta ini. Tidak perlu terlalu sulit awali saja dengan yang mudah yaitu
melakukan reboisasi sederhana disekitar
rumah kita. Jika kita tidak memiliki pekarangan yang cukup, kita dapat
menanamnya dalam pot. Jika sudah besar, pohon tersebut dapat kita pindahkan ke
tempat yang cocok. Menurut saya ini merupakan suatu hal mudah. Jika kita mau,
tak ada sesuatu apapun yang sulit. Sebagaimana dalam firman Tak
ada sesuatu yang sulit untuk di kerjakan, jika ada keinginan kuat untuk melakukannya.
Selain dengan upaya sederhana ini,
kita juga harus selalu mensosialisasikan reboisasi ini pada setiap orang. Bila
setiap orang telah sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan, maka bencana pemanasan
global ini sangat mudah dihindari. Selain itu, perlu dukungan dari pemerintah
Indonesia dalam mencanangkan berbagai kebijakan kelestarian lingkungan hidup.
Pemerintah dapat menggerakkan kembali upaya penanaman semilyar pohon. Penanaman
semilyar pohon ini memang telah terselenggara dengan baik, namun tidak ada
kelanjutan yang jelas dari rencana ini sehingga pada akhirnya satu milyar pohon
yang telah ditanam tidak terurus dan mati. Pemerintah juga harus memberikan
hukuman yang tegas kepada pelaku pengrusak lingkungan. Dengan demikian
orang-orang akan berfikir ulang jika ingin melakukan pengrusakan lingkungan.
Dunia,
yang terdiri dari ratusan negara juga memiliki andil besar dalam pelestarian
lingkungan ini. Efek industrialisasi negara maju dianggap sebagai penyebab
utama pemanasan global. Sebagaimana diketahui, limbah yang berupa asap dari
kendaraan bermotor dan asap pabrik dapat meningkatkan jumlah CO2 di udara
sebagai gas yang sifatnya memanaskan. Negara maju juga harus bertanggung jawab
atas pemborosan sumber daya alam yang diperoleh dari negara berkembang. Negara
maju juga harus melakukan upaya untuk menanggulangi efek kerusakan lingkungan.
Dengan demikian, dukungan dari berbagai pihak akan mampu menyelesaikan
permasalahan pemanasan global ini.
Wallahu
‘alam.
*Penulis adalah santriyah kelas V Pesantren Husnayain, Babakan kabupaten Sukabumi.
**Essay ini memperoleh juara II dalam lomba penulisan essay Yayasan Anggi.
***Alhamdulillah, Subhanallah, Allahu akbar. Man jadda wa jadda ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar