SISTEM
PENDIDIKAN ISLAM
A.
Paradigma Pendidikan Islam
Dalam kamus besar bahasa indonesia
paradigma diartikan sebagai sebuah kerangka berpikir maka paradigma pendidikan
islam itu sendiri tidak dapat lepas dari kerangka berpikir islam dan paradigma
islam merupakan sumber dari kerangka berpikir sistem pendidikan islam. Maka
mustahil membangun paradigma pendidikan islam tanpa memperhatikan paradigma
islam, terutama yang menyangkut hakikat hidup manusia. Pemahaman terhadap hakikat hidup manusia menjadi landasan
dalam menyususun arah pendidikan islam.
Bagan ini akan menjelaskan
korelasi pemahaman hakikat hidup manusia terhadap arah pendidikan islam.
Hakikat hidup manusia
Abdullah
khalifatullah
|
Peran hidup manusia
(beribadah)
Beriman
dan taat pada syariatnya
Memakmurkan
bumi dengan syariah dan sains teknologi
|
Pembinaan pendidikan
Menghasilkan
syakhsiyah islamiyah
Penguasaan
saintek dan penerapan syariah untuk rahmatan lilalamin
|
Bagan
1
Dalam
misinya sebagai khalifatullah, manusia berperan memakmurkan bumi dengan
berbekal syariat Allah manusia diharapkan dapat menata kehidupan dengan benar
sesuai kehendak Allah, serta penguasaan sains dan teknologi, manusia diharapkan
dapat mengambil manfaat sebaik-baiknya dari sumber daya alam yang ada. Jadi
pendidikan dalam pandangan islam harus merupakan upaya sadar dan terstruktur
serta sistematis untuk mensukseskan misi penciptaan manusia sebagai abdullah
dan khalifatullah dimuka bumi ini.
B.
Asas
Pendidikan Islam
Asas
pendidikan islam adalah aqidah islam, asas ini berpengaruh dalam penyususnan
kurilulum pendidikan, sistem belajar-mengajar, kualifikasi guru, budaya yang
dikembangkan, dan interaksi diantara semua komponen penyelenggara pendidikan.
Tetapi perlu diketahui bahwa penetapan aqidah islam sebagai landasan dalam
membangun sistem pendidikan bukan berarti islam melarang untuk mempelajari ilmu
yang menyimpang dari aqidah islam, maksudnya aqidah islam sebagai landasan
adalah aqidah islam sebagai standar penilaian, dan ilmu yang bertentangan
dengan aqidah islam dapat dipelajari pada level pendidikan yang lebih tinggi
untuk mengetahui kebobrokannya dan untuk lebih memurnikan aqidah yang kita
miliki.
Beberapa
contoh ilmu yang bertentangan dengan aqidah islam adalah teori evolusi darwin,
teori perkembangan materi sosialis, ide2 kufur ( demokrasi, ham, sekulerisme,
dll ). Pengetahuan tersebut tidak boleh diajarkan dengan cara yang mendorong
para pelajar untuk meyakininya, dan ini hanya dapat dipelajari ketika sudah di
perguruan tinggi.
C.
Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan
pendidikan adalah suatu kondisi yang menjadi target dari proses2 pendidikan
termasuk proses penyampaian ilmu pengetahuan yang dilakukan. Tujuan pendidikan
menjadi panduan bagi seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan.Diantara tujuan
pendidikan islam adalah :
1.
Membentuk
syakhsiyah islamiyah pada siswa
2.
Menguasai
tsaqofah islam
3.
Dan menguasai
sains dan teknologi (memiliki keahlian)
1.
Membentuk
syakhsiyah islamiyah
Pada
prinsipnya ini merupakan konsekuensi keimanan kepada Allah SWT, status kita
sebagai hamba yang harus memiliki identitas sebagai seorang muslim dan caranya
hanya dengan memiliki syakhsiyah islamiyah, hal ini dapat dilakukan dengan tiga
langkah :
a)
Menanamkan
aqidah islam dengan metode menggugah akal, menggetarkan jiwa, dan menyentuh
perasaan.
b)
Mendorong
untuk senantiasa menegakan pemikiran hanya pada kaidah berpikir islam hingga
menghujam kuat dalam hatinya.
c)
Mengembangkan
kepribadian dengan bersungguh2 mengisi pemikiran dengan tsaqofah islam dan
mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan dalam rangka taat kepada Allah.
Kesanalah
pendidikan diarahkan, harus mampu menanamkan aqidah islam, cara berpikir
islami, dan kebiasaan berprilaku islami.
2.
Menguasai
tsaqofah islam
Menguasai
tsaqofah islam merupakan konsekuensi lanjutan dari keislaman seseorang, karena
wajibnya seseorang memiliki ilmu yang mumpuni baik bidang umum ataupun bidang
tsaqofah islam seperti ( pemikiran, ide, hukum2 islam (fiqh), bahasa arab,
sirah nabawiyah, al- quran, hadis dsb ). Hal ini haruslah dimiliki oleh setiap
muslim karena dengan tsaqofah islam kaum muslim mengetahui kewajiban yang harus
dijalankan sebagai hamba Allah dengan tidak menyimpang dari aturan-Nya.
3.
Menguasai
ilmu kehidupan (sains dan tekhnologi)
Menguasai
iptek diperlukan agar ummat mampu mencapai kemajuan secara material sehingga
dapat menjalankan misi sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini dan islam
menetapkan hukum menguasai ilmu ini fardhu kifayah.
Dalam surat Al-anfal : 60, yang artinya
:
“siapkanlah
bagi mereka kekuatan dan pasukan kuda yang mumpuni”
Dalam surat Hud : 37, yang artinya :
Buatlah
perahu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami. Dan jangalah kamu bercakap kepadaku tentang orang-orang yang
zhalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan”
Dan banyak lagi ayat-ayat yang
menunjukan perintah untuk menguasai teknologi yang tujuan tiada lain kecuali
mengemban misi sebagai abdullah dan khalifatullah, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya.
D.
Kurikulum
Pendidikan Islam
Berbicara
kurikulum pendidikan islam maka tidak lepas dari komponen kurikulum itu sendiri
yaitu : 1. Materi pelajaran
2.
Metode pembelajaran
3.
Program pendidikan
Dan
diarahkan untuk tercapainya tujuan pendidikan islam yaitu menanamkan aqidah
islam, untuk senantiasa berpikir dan berprilaku islam, serta dapat menguasai
sains dan teknologi dalam meningkatkan kemajuan disegala bidang.
1. Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang diberikan oleh islam
adalah materi yang sesuai dengan jenjang pendidikan jika pada pendidikan dasar
maka materi yang diberikan adalah materi tentang keimanan dengan pendalaman
aqidah islam dengan contoh materi takhfidz qur’an dan hadist, bahasa arab,
ulumul qur’an dan ulumul hadist, dan pendidikan agama (aqidah dan syariah).
Untuk memastikan siswa dapat lanjut ke
tingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka akan dilakukan ujian, yaitu
ujian lisan dan ujian dengan diskusi (munadharah), dan meminimalisir ujian
tulis karena tidak akan membangkitkan pemikiran kaum muslim dilihat dari hasil-hasil
pendidikan yang tidak produktif[1].
Dari tekhnik ujian lisan maka akan terlihat kemampuan siswa dalam mengajar,
berijtihad, dan berfatwa, ujian berlangsung dengan dipimpin oleh ulama-ulama
terkemuka dan terpercaya. Jika dilihat siswa tersebut sudah menguasai pelajaran
dari ujian tersebut maka diberikan ijazah dan diperbolehkan untuk
menciptakan hasil karya baik berupa kitab atau tulisan-tulisan lainnya yang
bermanfaat buat ummat, dan juga diperbolehkan untuk mengajar ilmu yg ia miliki.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang diberikan siswa
adalah metode yang menggugah akal, maksudnya adalah metode yang membuat siswa
memahami dengan betul seluruh pelajaran yang diberikan tanpa diskriminasi dari
manapun dan dengan ilmu yang didapatkan mendorong dirinya untuk senantiasa
dapat bermanfaat buat ummat dan hanya mengharap Ridha Allah semata.
3.
Program
pendidikan (pada masa khilafah islamiyah)
a)
Bahasa pengantarnya
adalah bahasa arab, dan tidak diperkenankan belajar dengan selain bahasa arab.
b)
Pendidikan
swasta tidak boleh keluar sedikitpun dari program pendidikan yang telah
dicanangkan pemerintah ( pendidikan haruslah seragam ).
c)
Tsaqofah
islam wajib diajarkan di seluruh jenjang pendidikan.
d)
Dalam
pelaksanaan pendidikan islam harus selalu memperhatikan antara sains (ilmu yang
tidak ada hubungannya dengan pemahaman) dan ilmu kebudayaan (ilmu yang di
pengaruhi pemahaman tertentu seperti seni lukis, seni pahat, arsitektur dll.
e)
Proporsi
waktu yang seimbang antara ilmu umum dan agama.
f)
Ilmu-ilmu
tekhnik dan sejenisnya hendaknya diajarkan dalam bentuk mampu mewujudkan tenaga
ahli di kalangan ummat yang dapat menemukan sesuatu dalam waktu cepat sehingga
akan tampak kemajuan dalam bidang industri dan aspek lainnya.
g)
Pendidikan
tidak terikat dengan usia, lama belajar ataupun ijazah tatkala masa penerimaan
siswa baru disekolah2 maupun perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta.
h)
Batasan
minimal umur anak dalam penerimaan sebagai siswa adalah tujuh tahun.
i)
Tidak ada
batasan waktu dalam menentukan peningkatan jenjang pendidikan, semua itu
didasarkan pada kemampuan siswa.
j)
Ujian dengan
cara sidang yang dihadiri oleh para ilmuan dan para ulama semua itu dilakukan
dengan lisan dan diskusi, untuk dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang telah
dikuasai oleh para siswa.
k)
Liburan
sekolah diadakan yaitu ketika syara memerintahkan hal tersebut dari suatu nash;
misalnya liburan pada saat diadakannya shalat jumat dari waktu2 sebelumnya,
liburan pada hari raya aidul fithri dan adha.
E.
Pelaksanaan
Pendidikan Islam
Berdasarkan
pelaksananya progam pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal(
disekolah/dikampus) dan informal( keluarga dan masyarakat).
1.
Pendidikan di
sekolah atau di kampus
Pendidikan
di sekolah atau dikampus adalah pendidikan yang diorganisasikan secara formal
berdasarkan struktur hierarkis dan kronologis, dari jenjang dasar hingga
perguruan tinggi dan sangat bergantung pada subsistem pendidikan yaitu :
a)
Anak didik
b)
Manajemen
penyelenggara
c)
Struktur dan
jadwal kegiatan KBM
d)
Materi ajar
e)
Tenaga
pendidik ( guru )
f)
Penanggung
jawab pelaksana pendidikan
g)
Alat bantu
belajar ( fasilitas pendidikan )
h)
Kendali mutu
i)
Penelitian
pengembangan pendidikan
j)
Biaya
pendidikan guna melancarkan pndidikan.
2.
Pendidikan di
keluarga
Pendidikan di keluarga pada hakikatnya
adalah pendidikan sampai akhir hayat, pembinaan dan pengembangan kepribadian,
penguasaan dasar-dasar tsaqofah islam dilakukan melalui pengalaman hidup
sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar utamanya yaitu orang tua, dan
pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah pendidikan yang paling pertama dan
utama, karena ialah peletak awal pondasi kepribadian islam pada anak.
Pendidikan dalam keluarga semestinya dimulai sejak anak dalam kandungan hingga
usia baligh dan memasuki jenjang pernikahan, bahkan hingga akhir hayat.
3.
Pendidikan di
tengah masyarakat
Hampir sama pendidikan keluarga yakni
pendidikan sampai akhir hayat khususnya dengan praktek kehidupan sehari-hari yang
dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada dalam masyarakat yaitu : tetangga,
teman pergaulan, lingkungan sertai sistem nilai yang ada dalam masyarakat.
Masyarakat yang berfungsi sebagai pendidik
ini disebut sebagai learning society,
yakni proses pendidikan berjalan bagi seluruh anggota masyarakat melalui
interaksi keseharian yang selalu bernuansa amar ma’ruf nahi munkar semua
anggota masyarakat akan selalu mendapatkan masukan positif dari setiap
interaksinya.
Masyarakat
|
Keluarga
|
Sekolah
|
Bagan 2
Secara
faktual pendidikan melibatkan ketiga unsur pelaksana pada bagan2 tersebut yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. agar menghasilkan generasi yang memiliki
syakhsiyah islamiyah dengan bekal ilmu pengetahuan (sains dan tekhnologi) maka
haruslah negara sebagai satu satunya pelaksana tunggal pendidikan menciptakan
sinergi positif di ketiga unsur pelaksana pendidikan tersebut. Maka orientasi
keluaran (output) pendidikan itu tercermin dari keseimbangan ketiga unsurnya.
F.
Tanggung
Jawab Negara Dalam Pendidikan Islam
Tanggung jawab negara dalam pendidikan
dapat dilhat dari bagan dibawah ini :
SISTEM
|
Kesehatan
|
Pendidikan
|
Infrastruktur
|
Keamanan
|
Kebijakan
|
Dana
|
Ekonomi
|
Politik
|
s
Bagan
3
Pemerintah sebagai pelaku utama
yang mengatur kehidupan umat dengan sistem yang diterapkannya agar menerapkan
pendidikan islam secara komprehensip, melalui politik yang diembannya
menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mengatur pendidikan dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan yang Allah perintahkan. Sedangkan aspek ekonomi, pemerintah
menunjang penyelenggaraan layanan umum ( public service ), dalam bidang
pendidikan maka dibutuhkan dana yang menyediakan fasilitas2 pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan islam.
Maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah ranah integral dari sistem yang diterapkan pemerintah, dan
bukanlah ranah parsial sehingga pemerintah memiliki peran besar dalam
menjadikan pendidikan sebagai wadah penghasil generasi yang tidak hanya
berkepribadian islam dengan pola pikir dan sikap yang islami tetapi juga mampu
menguasai tekhnologi, dengannya maka akan tampaklah kebangkitan dalam segala
bidang.
Wallahu
a’lam...
Syukron
Fakta Kejayaan Pendidikan Pada Masa Khilafah Islamiyah
a)
Sepanjang
berdirinya khilafah memberikan bebas biaya pada peserta didik, pada masa
khalifah al-muntansyir di madrasah muntansyiriyah para siswa diberikan dana
senilai 1 dinar (4,25 gr emas murni =2.337.500 rupiah) disamping itu mereka
dijamin akan asrama dan keperluan hidupnya seperti makanan dan kesehatan dengan
Cuma2. Rumah-sakit2 yang didalamnya terdapat dokter2 yang siap 24 jam menangani
kesehatan para penuntut ilmu, dan dilengkapi perpustakaan yang di penuhi
berbagai macam ilmu pengetahuan.
b)
Dimasa khalifah
Harun al-rasyid pernah mengirim surat kepada para gubernur yang isinya
berintikan setiap yang menuntut ilmu akan diberikan uang 1000 dinar ( 2.337.500
x 1000 = 2.337.500.000).
c)
Khalifah umar
ibn khattab menggaji para guru seharga 15,9 dinar perbulan ( 15,9 x 2.337.500 =
37.253.906 rupiah )
d)
Setiap
perpustakaan yang berdiri pada saat itu di penuhi dengan para ilmuan dan ulama
serta para penterjemah yang disediakan khalifah bagi siapa saja yang belajar
diperpustakaan.
Didalamnya tersedia ruangan untuk diskusi
dan ceramah, pengkajian dan penelitian, untuk menyalin, untuk membaca, dan
terdapat ruangan rekreasi seperti ruang musik bagi pecinta musik untuk latihan
musik atau refresing.
e)
Jalan jalan
di setiap perkotaan ataupun daerah pedalaman sekalipun di penuhi dengan para
mujtahid dan saintis yang tidak terbilang jumlahnya.
f)
Tersedianya
laboratorium pendidikan yang membebaskan siapapun untuk mengadakan penelitian
berbagai cabang ilmu seperti : tafsir, hadis, fiqih, kedokteran, matematika,
kimia, pertanian, industri, dll. Sehingga terwujud ditengah2 ummat para pakar
yang terdiri mujtahid dan ilmuan yang memiliki daya cipta tinggi.
g)
Pada masa
khilafah islamiyah diberbagai kota besar tersebar perpustakaan besar yang
dibanggakan karna hasil karya yang dihasilkan seperti di perpustakaan di
madrasah fadhliliyah terdapat koleksi 100.000 kitab dan pada masa itu belum ada
percetakan, terdiri dari 6500 kitab mengenai ilmu tekhnik dan astronomi (ilmu
falak), memilki dua buah bola dunia senilai 600 dinar ( 600 x 2.337.500 =
1.402.500.000 )yang pada saat itu eropa masih menganggap dunia datar.
h)
Diceritakan
bahwa di daerah ( karkar )dekat baghdad terdapat suatu ruangan yang sangat
megah dan sangat indah sekali milik Ali bin Yahya serta istana yang penuh
dengan lemari2 besar dengan koleksi 400.000 kitab, banyak dari kaum muslim
berdatangan untuk menuntut ilmu disana dengan disediakan keperluan hidup secara
Cuma-Cuma oleh yahya serta diberikan uang untuk keperluan belajarnya
Dengan
begitu maka tidak didapati dalam diri kaum muslim pada saat itu kekurangan
dalam menuntut ilmu, setiap orang berlomba-lomba mendapatkan ilmu dan
menyediakan kemudahan bagi penuntut ilmu dan seluruh daerah di tanah kaum
muslim (khilafah islamiyah) terdapat ribuan ilmuan dan para mujtahid yang
menguasai di bidangnya, ini semua karena khilafahlah satu-satunya institusi
yang dapat mewujudkannya dengan menjalankan hukum sebagaimana yang Allah
perintahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar