Kamis, 16 Agustus 2012

Pesan terakhir Dr. Ugi Suharto 1

Bismillah ar rahman ar rahiim..

Beberapa waktu lalu saya sangat segan untuk menuliskan hal ini. Khawatir dengan sebuah dalil mengenai orang-orang yang tidak mengerjakan apa yang telah diucapkannya. Naudzubillah, semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang fasik.

Dr. Ugi Suharto, seorang pakar ekonomi Islam memberikan clossing statement sebelum kepulangannya ke Bahrain. Pesan beliau cukup singkat, hanya beberapa menit, namun mampu membius saya selama beberapa hari. Bagaimana tidak, beliau berhasil menggetarkan kefahaman saya selama 2 tahun ini. Kefahaman yang dimaksud adalah mengenai konsep keadilan, ilmu, harokah, dan keikhlasan dalam melaksanakan suatu amalan.

Cukup 15 menit beliau mengucapkan apa yang seharusnya seorang guru ucapkan kepada muridnya. Beliau kembali menegaskan apa yang sebaiknya ditegaskan, mengulangi apa yang seharusnya diulang-ulang. Alhamdulillah, Syukran wa Ugi (terima kasih telah membiarkan saya memanggil antum dengan sebutan uwa). Barakallah, teruslah berjaya untuk ummat. Allah menyertai perjuangan antum dalam meneruskan pembinaan peradaban Islam.

Sederhana apa yang dikatakan oleh wa Ugi, beliau memaparkan mengenai konsep keadilan dalam Islam. Keadilan dalam makna yang sebenarnya, yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya. Beliau juga menjelaskan mengenai perhitungan keadilan yang tidak disamakan dengan kesetaraan. Yaa,, sekali lagi beliau menjelaskan kembali apa yang telah saya ketahui.

Cukup simpel namun terlalu berat untuk dituliskan.. 

"Ketika manusia tidak mampu memberikan keadilan, maka dia telah melakukan sesuatu kezaliman. Pada saat dia telah melakukan kezaliman pada orang lain, maka dia telah melakukan kezaliman pada dirinya sendiri dan Allah Ta'ala.." Keadilan bukanlah sebuah kesetaraan (50:50), melainkan meletakkan sesuatu sesuai tempatnya. Beliau menambahkan penjelasan dengan sebuah perumpamaan sederhana.

"Adil dapat digambarkan dengan sebuah hukuman. Misalnya ketika korban ingin membalas tindakan pelaku pemukulan. Jika pelaku memukul wajahnya, dia akan memukul wajah pelakunya kembali. Ketika pelaku mematahkan kakinya, dia akan mematahkan kakinya kembali. Begitu seterusnya,..."
"Namun ketika dia memaafkan pelaku pemukulan tersebut, dia adalah seorang yang ihsan. Tidak mengambil apa yang telah menjadi haknya untuk memukul kembali. Tetapi ketika dia membalas tindakan pemukulan lebih dari satu kali, bahkan berulang-ulang, dia telah melakukan sebuah kezaliman."

Ihsan, adil, dan zalim. Ketiga konsep yang berkaitan erat. Untuk melaksanakan sebuah keadilan saja begitu beratnya, apalagi untuk berlaku hasan. Allahu 'alam, semua memerlukan proses.
______________________________________

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami yang menggunung ini. Hindarkanlah dari kami untuk berlaku zalim pada diri maupun orang lain.. Mudahkanlah kami dalam memenuhi berbagai haq yang wajib kami berikan. Lindungilah kami dari godaan syaithan yang terkutuk, yang selalu melalaikan dari apa-apa yang harus kami kerjakan..

Allahumma aamiin,...

Minggu, 05 Agustus 2012

Bismillah ar Rahmaan ar Rahiim

Bismillah ar rahmaan ar rahiim,,

Ya Allah mudahkanlah segala urusanku.. Hanya pada-Mulah aku berlindung,dan hanya kepada-Mulah aku memohon pertolongan..

Beberapa hari ini saya sering menyebut kata solusi dari langit. Mengapa? karena saya memang telah mengetahui bahwa yang bersemayam di Arsy selalu memberikan segalanya untuk saya.
Maha Suci Allah pada hari ini saya dapat tersenyum, sembari mengenang masa lalu yang berat. Seakan menjadi warna abu-abu pada masa depan saya nanti.

Langit tak selamanya mendung, hujan tak selamanya turun, kabut tak selamanya ada, pada suatu hari akan datang matahari. Matahari muncul dibalik awan dengan sinarnya, yang mampu memberi fotosintesa untuk tumbuhan berdaun hijau. Mungkin saja kita menganggap bahwa matahari adalah segalanya (seperti agama Shinto). Padahal dia hanyalah salah satu ciptaan Allah Azza wajalla.

Beribu tahun lalu Ibrahim mencari siapa Tuhannya. Ayahnya seorang pembuat berhala. Tapi dengan petunjuk Allah dan kejeniusanya, Ibrahim mampu menemukan Tuhan yang sebenarnya. Masha Allah, setelah itu, apa yang terjadi, Ibrahim senantiasa bertauhid. Mengesakan Allah ta'ala, menghancurkan segala berhala buatan ayahnya. Menegakkan sesuatu yang haq. Memberantas segala kemusyrikan atas dasar patuh pada Allah SWT.

Kehidupan Ibrahim penuh dengan bara dan ujian. Dia sempat dibakar api oleh sang raja yang mendustakan Allah ta'ala, namun Allah mendinginkan api tersebut. "Ya Allah, berilah aku keselamatan" doa Nabi Ibrahim. Lalu, Allah memberi mukjizat ... Jadilah keselamatan bagi Ibrahim!" Allah mendinginkan kobaran api yang menyala.".. 

Setelah itu, apalagi ujian padanya? Selama berpuluh tahun hidup, Ibrahim tak memperoleh buah hati. Bagi Allah mudah saja memberikannya anak, namun Ibrahim tetap sabar dan berdoa "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (As-Shaffat: 100). Lalu apa lagi? Allah memberi Ibrahim anak dari wanita yang bernama Hajar. Maha Suci Allah, ternyata setelah memiliki anak, Ibrahim diuji kembali untuk mengembalikan anak tersebut kepada Allah. Dengan penuh kerelaan, Ibrahim menyembelih Ismail sesuai mimpinya. Namun Mu'jizat datang, Ismail tidak jadi disembelih, dan terganti dengan seekor domba.

Ya Allah, saya memang bukanlah seorang NabiAllah. Saya bukanlah orang yang tak pernah berbuat dosa. Lebih banyak saya mendustai-Mu, berprasangka buruk tentang-Mu. Padahal dengan jelas Engkau berfirman "Aku tergantung prasangka hambaku! 
Maafkanlah segala kesalahan saya ya Allah. Apalah artinya seorang manusia tanpa keberadaan Tuhan disisinya. Seperti sebuah samudra yang mengering. Seperti planet yang tak berpenghuni. Begitu sepi, begitu hening, dan pada saat itulah Setan dari kalangan Iblis mendekat. Berusaha memberi solusi semu, yang justru akan membawa ke panasnya api neraka-Mu.

Ya Allah ya Tuhan, Engkau memberikan ujian yang begitu sedikit kepada saya. Tapi mengapa saya menganggapnya begitu banyak? Astagfirullah,ujian dari-Mu sekedar pembukti. Seberapa besar azzam saya, seberapa murni niat saya. Masya Allah, saya merasakan kepala yang sakit. Karena terjatuh begitu kerasnya. Namun saya tahu, jikalau tidak seperti ini, saya takkan sadar. Karna begitu terlena dengan indahnya dunia yang merupakan sebuah angan-angan hampa. Terima kasih karna mengajarkan saya ilmu ikhlas. Ilmu yang paling sulit diterapkan, namun menjadi kunci pembuka segala amalan.

Allahumma shalli a'la Muhammad,,

Give thanks to Allah

Saya yakin rahasia yang Engkau simpan lebih indah.. Allahu 'alam


Sabtu, 04 Agustus 2012

I'tikaf yuuk ukhtinna

Beberapa minggu lalu ana ingat pernah mengajak ukhtina i'tikaf.. Insya Allah, semoga Allah mengizinkan,, tapi, masha Allah, sepertinya ana tidak akan dapat i'tikaf secara full time. Full time (maksudnya 10 hari penuh). Ada beberapa amanah yang belum dilaksanakan, ini seputar janji pada manusia yang wajib ditepati. ^v^. Insya Allah tanggal 9 Agustus hingga 5 hari sebelum Ramadhan ana menunaikan janji tersebut. Tapi diselingi dengan i'tikaf di malam ganjil. Mohon ukhtinna mendoakan karna ana sedang membantu Ummu Salamah membuat buku mengenai suatu hal yang akan membuat kontroversi. Tetap Safiron Mutahaddian dalam menentang kebathilan.
Hmm, sekian deh pengantarnya, berikut ana list daftar masjid yang baik untuk i'tikaf:

1. Masjid Fathullah.

Masjid ini berlokasi dimana? Insya Allah ukhtinna pada tau deh. :))
Masjid ini menjadi masjid kebesaran UIN Jakarta, meskipun secara struktural tidak berkaitan dengan manajemen di UIN, tapi karna letaknya depan UIN jadi sering disebut masjid UIN. Tahun lalu ana dua kali merasakan i'tikaf di masjid ini. Subhanallah,, terasa sekali nuansa keheningannya. Masjid ini juga tempat persaksian doa" ketika ana menyerahkan ibunda tercinta padanya. Masha Allah, ditengah kegelisahan ana terhadap berbagai derita yang ibu alami selama satu setengah tahun mengidap kangker. Disinilah ana memperoleh solusi kongkreetnya meskipun sangat menyakitkan. Entahlah apakah ini benar atau tidak, tapi pada malam 21 tahun lalu ana i'tikaf dimasjid ini, Izin dengan ibu, pada sore harinya untuk berangkat ke Ciputat. Dengan sangat ringan ibu mengizinkan kepergian ana. Sesampainya disana, ana belum langsung ke masjid, tapi menunggu hingga pukul 11 malam di rumah teman.
Setelah pukul 11 malam, ana berniat i'tikaf, melaksanakan berbagai ibadah yang menjadi agenda berjamaah (sholat tasbih) salah satunya. Subhanallah sekali deh ukhtinna. Merasa sangat dekat pada-Nya hingga setelah sholat ana berdoa agar diberikan yang terbaik untuk ibunda, dan keesokan harinya, pada tanggal 22 Ramadhan yang bertepatan dengan 22 Agustus ibunda tercinta diambil oleh-Nya. Allahummagfiflahaa war hamhaa wa afihaa wa'fuanhaa. :)) Selepas ibu dimakamkan, ana izin kembali dengan keluarga untuk melaksanakan i'tikaf pada malam 23 di masjid ini juga.
Oya,, karna hijab di Fathullah sangat minim, bahkan cenderung tidak ada. Jangan harapkan ukhtina dapat melaksanakan kegiatan dengan lancar. Oleh karena itu, tadi ana cerita berangkat ke Fathullahnya jam 11 malam kan. Soalnya yaa begitu deh,, kondisinya tidak memungkinkan untuk dapat lebih privat. Minimal untuk tidurpun kita sulit mencari posisi wuennakk (PW). Hmm, oke deh dengan masjid kebanggaan ana ini,, klo ukhtinna mau, Insya Allah 5 hari sebelum Ramadhan, ana i'tikaf disini. Karna apa? yang tadi menyelesaikan buku bersama Ummu Salamah yang akan menghasilkan kontroversi. Lokasi masjid setidaknya tidak sejauh masjid-masjid besar lainnya. :D Doakan yaa..

2. Masjid Raya Ciamis

Pasti ukhtinna lagi bingung, ini masjid ada dimana. Hehe, saki pasti taulah,. Yup, masjid ini sesuai namanya ada di Ciamis Jawa Barat. Cukup jauh memang. Tapi insya Allah semakin dekat karena ana ada rencana beberapa hari menginap di rumah keluarga Sakinah. Bertemu keluarganya yang selalu dirindukan, dan yang pasti ikut kuliah full bersama Wa Ugi. Subhanallah, kan jarang-jarang beliau ada di Indonesia. Makanya ana gak mau kelewatan mencari ilmu dan hikmah dari beliau. Malam 21 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 7, ana mau i'tikaf sehari di masjid ini, mencoba aja sih, karna belum pernah juga. Semoga Allah azza wajalla meridhai niat kecil ana ini. Allahumma aamiin. Afwan, ana belum bisa menggambarkan sikon i'tikaf di masjid ini, karena belom berpengalaman juga.. :D. Oke deh,, kalo begitu lanjut nyokk ke masjid berikutnyee..

3. Masjid At-Tiin

Yeyeye,, tiba di masjid selanjutnya, surga untuk i'tikaf para akhwat. Yaitu masjid At-tiin yang terletak di kompleks TMII Jakarta Timur. Hehe,, sepertinya ana tak perlu bercerita panjang lebar mengenai i'tikaf para akhwat di masjid ini. Kenapa? karena pastinya ukhtinna udah pada biasa menjalankan i'tikaf disini. Oke deh,, berlanjut ke masjid berikutnya aja..




4. Masjid Istiqlal

Berikutnya adalah masjid bersejarah yang merupakan masjid ke-tiga paling besar didunia. Yaitu, Istiqlal yang berarti kemerdekaan. Masjid ini terletak di pusat kota Jakarta. Dekat Monumen Nasional (Monas). Suasana i'tikaf di masjid ini sangat subhanallah. Hijab muslimah dapat terjaga. Terlebih, disana kita ramai-ramai i'tikafnya. Berasa ramai pula di Syurga-Nya nanti. Allahumma aamiin. Hehe,, tapi tau kan, taraweh dalam masjid ini kudu menyiapkan energi ekstra. Ngerti kan maksudnya kenapa.. :D Udah deh, pasti ukhtina udah pada ngerasain i'tikaf di masjid ini. Intinya, masjid ini sangat baik dijadikan tempat i'tikaf secara full time. Dari tanggal 8 sampe akhir ramadhan. Mau kesini juga Insya Allah. Doain terus masih dikasih umur panjang. Udah ahh, Lanjut deh ke masjid berikutnya..

5. Masjid Al Adzom

Yihiiii,, berlanjut ke masjid berikutnya yaitu masjid kebanggaan orang Tangerang (bukan kabupaten yaa. Tapi kota). Yaitu masjid Al Adzom. Awalnya gak kepikiran dengan masjid ini, tapi setelah ka Nunu merekomendasikan, jadi tertarik untuk menyempatkan diri ibadah di masjid ini. Karna belum pernah ke masjid ini, jadi silahkan ukhtinna tanya ka Nunu Karlina untuk suasana i'tikaf disini.. Oke deh.. Capekk, udah jam 9 juga.. :D


Sekian dulu masjid-masjid yang terpilih sebagai tujuan ana i'tikaf tahun ini. Semoga Allah memberikan pahala yang berlimpah bagi kita semua. Memperoleh mag'firah-Nya. Memperoleh malam Lailatul Qadr. Karena inilah tujuan kita. Masha Allah, Allahumma aamiin. Silahkan untuk ukhtinna yang mau memberikan rekomendasi masjid lainnya.. Ana tunggu lho.. 

Jumat, 03 Agustus 2012

Dugaan perzinahan pada muslimah di Sudan

Al Ghamidiyah datang kepada Rasulullah saw dan mengadu: Yaa Rasulullah, sesungguhnya aku telah berzina, maka sucikanlah aku. Tapi Rasulullah menolaknya. Besoknya ia datang lagi dan berkata: Yaa Rasulullah, mengapa engkau menolakku, seakan-akan seperti menghalau Maiz (yang telah berbuat zina)? Demi Allah, aku sedang mengandung. Rasulullah berkata: pergilah, hingga engkau melahirkan. Setelah melahirkan, maka ia datang lagi dengan membawa anaknya, kemudian berkata: Aku telah melahirkanya. Tetapi Rasulullah saw mengatakan: Pergilah dan susukan anakmu hingga kamu sapih. Tatkala ia telah menyapihnya, maka ia datang kembali sambil di tanganya. Ia berkata: Yaa Nabiyullah, ini anakku yang telah kusapih dan telah memakan makanan. Maka Rasulullah saw. Menyerahkan anak tersebut kepada salah seorang muslimin, kemudian wanita itu dikubur sebatas dadanya dan dirajamlah ia.(HR Muslim). Dari sinilah hukuman zina (rajam) ini dapat diqiyaskan hukuman mati yang lain..

Dari penjelasan dalil ini telah jelas hukuman bagi pelaku zina. Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang dikatagorikan hukuman hudud. Yakni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT, sehingga tidak ada seorang pun yang berhak memaafkan kemaksiatan tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya. Berdasarkan Qs. an-Nuur [24]: 2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum jilid (cambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu sudah muhson (pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadits Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam.

Dalam memutuskan perkara tersebut qadhi itu harus merujuk dan mengacu kepada ketetapan syara’. Yang harus dilakukan pertama kali oleh qadhi adalah melakukan pembuktian: benarkah pelanggaran hukum itu benar-benar telah terjadi. Dalam Islam, ada empat hal yang dapat dijadikan sebagai bukti, yakni: (1) saksi, (2) sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen atau bukti tulisan. Dalam kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni saksi yang berjumlah empat orang dan pengakuan pelaku.

JIka kita menganalisis kasus Laila, suami yang menuduh Laila melakukan perzinahan wajib membawa 4 orang saksi. Jika hanya tiga orang yang menyaksikan perzinahan atau bahkan hanya dia sendiri yang menyaksikan, dia belum dapat menjadikan isterinya dihukum rajam. Yang menyeramkan ketika tuduhan suami tersebut tidak benar. Maka penuduh tersebutlah yang wajib didera.

Allah berfirman, "Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik," (an-Nuur: 4).

Allah Ta'ala juga berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya)," (an-Nuur: 23-25).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Rasulullah saw., bahwa beliau bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang mendatangkan kebinasaan." Para sahbat bertanya, "Apakah ketujuh perkara itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah saw. menjawab, "Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan syari'at, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan pertempuran, dan melontarkan tuduhan zina terhadap wanita-wanita mukminah yang terjaga dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu dengannya," (telah disebutkan takhrijnya).
__________________________________________________________________________
Namun, jika benar Laila melakukan zina, tidak bisa perlakuan ini menimpa dirinya seratus persen. Bukannya membela amnesti Internasional, tetapi memberinya kesempatan lebih banyak untuk bertaubat yang sebenar-benarnya dan merawat anaknya hingga setidaknya 2 tahun. Penjara bukanlah tempat yang kondusif untuk mendidik anak. Memberikan asi secara eksklusif yang menjadi hak bagi anak ini. Biar bagaimanapun psikologi anak Laila akan terganggu, terlebih jika fisiknya semakin melemah. Anak hasil perzinahan tidak bersalah, kesalahan terletak pada orang tuanya yang berkelakuan layaknya binatang. Seorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, maupun majusi..

Setelah Qadhi membuktikan kesalahan Laila, setelah anak Laila disapih, hukuman hudud dapat dilakukan. Hukuman hudud tidak dapat dinilai dengan akal manusia yang terbatas. Manusia hanya melihat sisi negatif adanya hudud dalam Islam. Terlebih dengan berkembangnya wacana HAM yang sangat tidak karuan. semakin menjadikan kebathilan begitu abu-abu. Setiap ganjaran dirasakan terlalu berlebihan.

Biarlah hukum Allah yang penuh kemaslahatan diterapkan. Tetapi tetaplah keadilan harus diutamakan. Tidak seperti hukum buatan manusia yang tajamnya seperti pisau. Insya Allah jikalau benar Laila melakukan perzinahan, dia juga telah melakukan taubathan nasuha, terlebih hudud telah diterapkan padanya. Dia akan memperoleh kebahagiaan haqiqi disana. Seperti salah seorang anak Umar bin Al-Khattab yang dirajam oleh ayahnya sendiri. Dia memperoleh keringanan dalam pengadilan yang sebenar-benarnya.


Bukankah hukuman didunia tidak ada apa-apanya dengan ganjaran diakhirat sana? Pertanggungjawaban kita lebih besar, lebih berat, lebih menyakitkan. Tiada penolong (seorang pengacara). Semuanya diungkapkan, sebesar zarahpun diperhitungkan.


Allahu 'alam semoga menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk tidak mendekati zina..
 ARTIKEL....
Khartoum, Seorang wanita di Sudan dinyatakan bersalah atas kasus perzinahan dan dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam. Parahnya, wanita muda ini dipenjara bersama bayinya yang masih berusia 6 bulan. Duh!


Aktivis HAM setempat Fahima Hashim menyatakan, wanita bernama Laila Ibrahim Issa Jamool tersebut divonis mati oleh sebuah pengadilan di Khartoum, ibukota Sudan atas dakwaan perzinahan pada 10 Juli lalu. Laila yang masih berusia 23 tahun ini harus diadili setelah suaminya menudingnya berzina.


Atas vonis tersebut, sebuah organisasi hak wanita, Strategic Initiative for Women in the Horn of Africa (SIHA) telah menurunkan sejumlah pengacara untuk mendampingi Laila dalam kasus ini. Bahkan mereka tengah dalam upaya pengajuan banding atas vonis mati tersebut.


"Pengajuan banding diproses dalam waktu tidak kurang dari 1,5 bulan oleh pengadilan. Selama proses berlangsung, Nyonya Jamool nampaknya akan tetap ditahan di penjara wanita Omdurman (dekat Khartoum) bersama dengan bayinya yang berusia 6 bulan," demikian pernyataan SIHA, seperti dilansir Reuters, Kamis (2/8/2012).


Menurut SIHA, bayi Laila dalam kondisi buruk akibat berada dalam penjara bersama ibunya. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal kondisi buruk yang dimaksud. Atas kasus ini, Kementerian Kehakiman dan Informasi Sudah enggan memberikan komentar.


Secara terpisah, organisasi HAM internasional, Amnesty International mengecam vonis mati terhadap Laila tersebut. Menurut Amnesty International, vonis mati dengan cara dirajam telah melanggar hukum internasional dan juga melanggar hukum pidana Sudan.


"Hukuman rajam tersebut terlalu dipaksakan... setelah sebuah persidangan yang tidak adil di mana dia dijatuhi vonis dengan hanya berdasar pada pengakuannya tanpa adanya akses terhadap pengacara untuk mendampinginya," demikian pernyataan Amnesty International.
http://news.detik.com/read/2012/08/02/110143/1981158/1148/divonis-mati-atas-perzinahan-wanita-sudan-dipenjara-bersama-bayinya?9922032

Kamis, 02 Agustus 2012

Wahdatul Wujud

Sesungguhnya ada milyaran bintang di jagat raya ini yang mencipta sinar dalam dirinya . Namun karena alat indera manusia terbatas, hanya dapat menyaksikan beberapa bintang saja.

Sombong sekali manusia, mendasarkan kebenaran hanya pada realitas empirik. Padahal sesuatu seperti bintang tadi tetap ada, walau manusia tidak dapat menginderanya..

Milyaran bintang tetap pada orbitnya, setia menunggu intruksi Sang Pencipta.

Oleh karna itu, fikirkanlah mengenai realitas absolut (wahdatul wujud) adanya Sang Khalik, Allah Azza wajalla..

Jika Allah dapat terindra oleh alat indera yang lemah, apa bedanya dengan makhluk ciptaan-Nya.?

Hal ini juga menunjukkan bahwa Dia Maha Kuat, maha Segala-gala-Nya..

Right here waiting 4 u.. (gak ada maksud apa-apa, karna saya emang menyukai lagu" Richard)

Oceans apart day after day
And I slowly go insane
I hear your voice on the line
But it doesn't stop the pain

If I see you next to never
How can we say forever

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

I took for granted, all the times
That I thought would last somehow
I hear the laughter, I taste the tears
But I can't get near you now

Oh, can't you see it baby
You've got me going crazy

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

I wonder how we can survive
This romance
But in the end if I'm with you
I'll take the chance

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you
Waiting for you

Kuartal kedua 2012 lebih baik dari Kuartal pertama 2012

Bismillah Arrahmaan Arrahiim
Allahumma shalli 'ala Muhammad, wa 'ala aliihi washahbihi ajma'iin

Berusaha membincang berbagai kegiatan kuartal pertama 2012, mengambil pelajaran dan mempertahankan yang benar untuk dilanjutkan pada kuartal kedua.

Kuliah
Sebagai mahasiswi semester 4 di UIN Jakarta mengharuskan saya menjalani-sisa-sisa perkuliahan. Saya anggap sisa-sisa karena saya yakin dalam waktu cepat memperoleh gelar sarjana. Kepede-an juga yaa, tapi tak apalah, dua tahun saya anggap sebagai waktu yang sebentar. Setidaknya dua tahun lagi saya lulus (Allahumma aamiin), memperoleh ijazah universitas, menyelesaikan Strata 1 untuk melanjutkan ke strata berikutnya.
Begitu berwarnanya kuliah saya semester 4. Proses yang dilalui terkadang membuat saya menangis karena kelelahan, atau tertawa bahagia karena behasil melaluinya. Proses begitu penting karena menentukan akhir, benar, dan prinsip inilah yang selalu saya tanamkan dalam diri.
Suatu tindakan berani saya awal tahun mengurai perjalanan manis yang telah saya lalui semasa kuliah. Betapa bahagianya saya ketika diawal, memperoleh teman yang begitu luar biasa. Memperoleh saudara seiman dan seperjuangan menegakkan janji-Nya. Disinilah pertama kali saya bersyukur, menemukan suatu hal yang tidak pernah saya anggap ada. Apakah itu? ialah ukhuwah Islamiyah. Saya kira tiada persaudaraan didunia ini selain pertalian darah. Ternyata dugaan saya salah total. Subhanallah.. Setidaknya saya merasakan kesamaan visi misi lebih dari satu tahun lamanya Namun apalah disangka, delapan bulan belakangan saya mengalami kekecewaan yang mendalam. Mungkin semenjak peristiwa meninggalnya ibunda, masya Allah tidak perlu saya ungkap lagi.
Awal tahun 2012 menjadi titik sentral kegelisahan saya di harokah. Gesekan ketika bercengkrama diluar harokah membuat pemahaman saya semakin memudar. Pelan-pelan saya mencari sesuatu yang terbaik. Mencari jalan lain untuk keluar dari lingkaran. Sebenarnya saya yakin benar dengan arah lingkaran ini, namun dalam perjalanannya mereka menyeleweng dari arah yang mereka buat sendiri... Setelah keluar dari lingkaran, berusaha untuk fokus dengan lingkaran baru yang merupakan gabungan dari lingkaran lainnya. Berusaha mencapai fokus utama, sebuah peradaban Islam.
Kegiatan padat khas aktivis pergerakan mulai saya tinggalkan. Hanya beberapa kali saja saya mengikuti aksi mahasiswa. Itupun saya lalui dengan keterpaksaan pada diri untuk menguji seberapa besar niat saya untuk bertahan. Ternyata saya kehilangan keikhlasan itu, suatu kunci untuk membuka setiap amalan.
Senat mahasiswa tidak saya perjuangkan, Departemen Gender saya hindari. Yaa, menurut saya masih ada jalan lain untuk memasukkan wordview Islam dalam kampus liberal. Caranya tidak lagi dengan memasuki sistem kampus, namun cukup mempengaruhi tiap elemen dari sistem ini.
Semester 4 ditutup dengan hasil studi yang cukup memuaskan. Alhamdulillah, disela-sela berkurangnya jatah tidur saya menjadi 5 jam sehari. Saya masih dapat mempertahankan keberhasilan studi,. Penurunan nilai tidak signifikan. Semoga semester depan dapat lebih meningkat dalam segala keruwetan kedepannya.

Mengajar
Saya sengaja tidak menuliskan kata "mendidik" dalam kegiatan yang kedua ini. Saya masih memiliki kaca yang dapat melihat peran saya selama ini.
Jutaan manfaat saya peroleh ketika mengajar santri dan santriyah di pondok tercinta. Sebagaimana pesan ayah untuk selalu mensyukuri apa yang telah diperoleh. Karena sungguh menurutnya lebih banyak maslahat yang saya terima daripada yang telah saya berikan. Pengalaman berharga menjadikan saya semakin kokoh sebagai pengajar. Belum lagi berbagai ilmu dan hikmah yang saya peroleh dari tiap elemen pondok ini. Masya Allah, alhamdulillah.
Saya yakin 6 bulan kedepan tidak akan dilalui dengan mudah. Tapi insya Allah tetap semangat, karena niat sudah berusaha saya luruskan. Apapun kendala pada 6 bulan belakangan, saya coba kurangi untuk menjadikan hidup saya lebih bermanfaat kepada pondok ini. Jazakumullah khairan jaza untuk keluarga besar Pesantren Husnayain. Tak ada yang dapat saya ungkapkan selain rasa bahagia ketika diizinkan untuk bergabung dalam keluarga besar ini.

Pekerjaan Sambilan
Dikatakan kerja sambilan tidak juga, saya lebih banyak belajar dari beberapa orang penting ini.
1. Ummu Salamah, berawal dari mengisi kajian untuk anaknya. Saya memperoleh jutaan manfaat dari beliau. Subhanallah, di kliniknya saya belajar mengenai kedokteran Islam. Mengetahui sedikit demi sedikit cara mendiagnosa (mendeteksi penyakit), membekam yang benar, yumeiho, dan lainnya. Sebuah kursus gratis yang saya peroleh tiap minggunya. Alhamdulillah.. Dengan mempelajari ini semua dengannya, bertemu beberapa pakar kesehatan, serta orang-orang hebat lainnya. Saya dapat mengaplikasikannya kepada beberapa pasien. Respon mereka cukup luar biasa, satu lagi bintang yang saya peroleh untuk dapat lebih banyak berguna bagi manusia. Ingin saya melakukan bakti sosial besar-besaran. Pengobatan gratis diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Bismillah,, :))
2. Syekh Abdurrahman Al Baghdadi, Tidak dapat saya fungkiri. Beliau adalah ulama, guru besar saya mempelajari fardhu 'ain. Pewaris risalah nabi. Alhamdulillah dapat berguru lebih banyak dengan beliau. Namun sayang dikata sayang, semester depan saya harus absen menghadiri ta'limnya.
3. Para ust dan usth di Insists, Apalah yang saya ungkapkan selain rasa syukur dapat lebih dekat dengan mereka. Pejuang worlview Islam. Subhanallah, Jazakumullah Ust Nirwan, ust. Adian, ust. Nuim, ust. Tiar, ust Adnin, dll. Insya Allah September saya akan bertandang ke Malaysia untuk menggali ilmu dari Prof. Al-Attas..
4. Teman-teman yang sangat berharga. Kepada mereka saya bertukar ilmu dan pengalaman luar biasa. Semoga Allah memberikan hikmah kepada kita semua. Allahumma aamiin..
Pekerjaan sambilan ini akan saya lakoni lagi di kuartal kedua. Semoga Allah meridhai perjalanan saya dan kita semua. Allahumma aamiin..

Center For Gender Studies
Masya Allah, berlatih dan terus berusaha meluruskan apa-apa yang salah dari berbagai teori Gender selama ini. Jazakumullah khairan jaza untuk ayah guru, ibu guru, dan kakak guru di CGS. Jazakumullah khairan jaza.
Keluarga
Bukannya saya menjadikan keluarga sebagai yang terakhir, hanya saja setiap aktivitas yang saya jalani memang atas persetujuan keluarga saya. Ayah memberikan kepercayaan penuh kepada saya, dan jangan sampai kepercayaan itu memudar apalagi hilang. Karena saya tidak akan memperoleh keridhaan-Nya jika tidak memperoleh keridhaan dari ayah saya.
=> Terima kasih juga kepada beberapa keluarga yang mau saya repotkan. Hanya Allah yang dapat memberikan balasan pahala. Berbagai cinta kasih dari mereka membuat saya semakin kuat dalam menjalani hidup. Jazakumullah khairan jaza kepada keluarga Sakinah Fifhriyah, keluarga ka Ajizah, Ummi Hana dll. Barakallahu fiikum.. Subhanallah, Syukran katsiiran..

Mempertahankan yang baik, memperbaiki yang kurang baik, dan mengganti yang tidak baik. Alhamdulillah, thanks to Allah,. Semoga Dia masih memberi saya umur lebih lama untuk dapat menyebarkan kebaikan dari potensi yang dimiliki. 

Allahu 'alam..




Disyukuri saja,. ^_^

Allah begitu baiknya menguji niat saya kembali.

Sedikit syok melihat KRS (kartu rencana studi) semester selanjutnya. Tertera dengan jelas bahwa saya hanya memperoleh libur sabtu dan ahad. Sedikit miris dengan jadwal kuliah ini. Aktivitas yang begitu padat pastinya harus dipangkas, mengurangi porsi semangat menuntut ilmu. Awalnya saya begitu kecewa dengan jadwal ini. Namun apa boleh dikata, pilihan sebagai mahasiswi mengharuskan saya melakoni ini semua.

Saya bingung cara mengatur jadwal kedepan. Setidaknya semester sebelumnya sudah saya alami dengan cukup sulit. Tak dapat membohongi diri sendiri, karna memang saya mengalami berbagai kesulitan ini. Alhamdulillah, tugas utama tetap terlakoni dengan baik disamping aktivitas lain yang juga sangat berharga.

Semester lalu, fakultas mengatur jadwal begitu rumitnya, pertengahan minggu (tepatnya rabu) saya memperoleh jatah libur kuliah. Saya memanfaatkan jadwal ini untuk berlari ke pedalaman. Mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, mengambil dari apa uang bisa diambil, dan memberi apa yang bisa diberikan. Setidaknya selasa sore saya menjadi musafir, melakukan perjalanan melewati 3 propinsi. Dari Ciputat Tangerang selatan, menuju Kabandungan kabupaten Sukabumi.
Semoga perjalanan ini memberi tambahan pahala untuk saya. Allahumma aamiin.

Alangkah bahagianya saya ketika mata kuliah terakhir dosen pengampu berhalangan hadir. Bodoh, padahal saya tidak memperoleh ilmu dari beliau. Tapi saya anggap ini sebagai sebuah keberuntungan karena saya dapat berangkat lebih awal. Tidak kemalaman tiba di pondok tercinta. Tidak perlu takut melewati lembah di perbatasan Kalapanunggal dan Babakan menggunakan roda dua. Tidak perlu merepotkan seorang sahabat untuk mengiringi saya berkendara. Tidak perlu,, astagfirullah ketika mengingat peristiwa malam itu. hanya dapat istigfar berulang kali. Ditambah, sesuatu yang membuat saya begitu kecewa kepada beberapa orang.

Pagi tadi saya membicarakan KRS yang buruk ini kepada ust. Berunding sedikit, untuk mencari kebaikan didalamnya, mempertimbangkan kemungkinan terburuk dari setiap keputusan. Alhamdulillah, telah dipatenkan agar saya tetap dapat mengajar dengan baik. Mengubah jadwal ke pondok, pada hari sabtu. Berangkat kesana hari jum'at siang selepas shalat.

Banyak hikmah yang dapat dipetik ketika saya ke pondok hari sabtu. Mungkin saja awalnya saya sangat kecewa karna tidak dapat menghadiri majelis Ilmu di Bogor (Syekh Abdurrahman Al Baghdadi) dan di Kalibata (Insists). Tapi setelah difikirkan matang-matang, Masha Allah, banyak sekali yang saya peroleh, terlebih, niat saya yang beberapa waktu lalu berubah-ubah, insya Allah akan teruji menjadi kembali lurus.  Allahu 'alam. Semoga saja.