1146 – 1148
ST. Bernand dan Perang Salib Paling Religius
Selama beberapa minggu berikutnya
Bernand berkeliling Perancis
untuk mengkhotbahkan perang Salib.
Seketika itu juga para barin, ksatria, dan peziarah miskin meninggalkan semua
kegiatannya dan mengikuti tentara raja yang akan melakukan perang Salib. Seakan seluruh Perancis melakukan mobilisasi untuk perang
suci dalam cara yang sama dengan ketergesaan mereka dahulu menyambut seruan Paus Urban di tahun 1095.
Tapi ada perbedaan besar antara keduanya. Pandangan Bernand yang rapsodik dan
mistis tentang perang Salib
amatlah berbeda dengan pandangan paus urban berdasarkan cita–cita reformasi
Cluny dan dipenuhi kesadaran tentang pembebasan tanah suci. Bernand diilhami
oleh kepercayaan
baru dalam perang suci kristen, yang kini disebarkan oleh kaum mapan Eropa, dan
membawa keyakinan itu
ketitik bagian akhir. Kesalehan mistisnya itu akan membuat perang suci kali ini
sebagai perang
yang paling religius di antara perang Salib
lainnya. Terminologi tradisional yang menyebutkan bahwa ada delapan kali perang
suci dalam pengertian tertentu akan menyesatkan, tetapi acuan tersebut masih
mengungkapkan kebenaran yang bermakna penting.
Bernard memiliki banyak
gagasan ideal tentang tentara Salib
pertama. Seperti Urban,
ia mendesak para ksatria agar berhenti saling membunuh satu sama lain dan bergabung untuk melawan Islam. Penolakan Bernard
terhadap kaum Muslim
bukan berdasarkan pada kebencian apapun atas Islam sebagai agama, tapi lebih pada kaum
Muslim sebagai ancaman
bagi tanah suci dan karena itu juga ancaman bagi seluruh dunia.
Tentara Salib pertama adalah
sebuah organisasi kolektif yang amat besar, tapi
Bernard secara khusus
mengkhotbahkan perang Salib
kedua sebagai sebagai undangan ilahiah dari Tuhan
kepada masing–masing individu peserta perang Salib.
Di Inggris, pada saat
penaklukan Normandia, seorang pendeta dari biara Sherborne, yang biasa dikenal
sebagai Stephen Harding tiba–tiba
mencampakkan kehidupannya di biara karena alasan yang tidak jelas dan selama
bertahun–tahun mengembara tanpa lelah ke seluruh Eropa. Dia menjalani pencarian
spirit dalam spiritual yang bersifat
pribadi. Akhirnya ia bergabung dengan sebuah biara baru di Molesmes sekitar tahun
1091. Dibawah kepemimpinan kepala biaranya yang mengagumkan, Robert Molesmes terlibat dalam
sebuah perdebatan sengit di antara kalangan biara. Kebanyakan pendeta ingin bertahan
pada tradisi Cluny, dan ini mengganggu para pendeta itu. Sebagian lain ingin mengesampingkan ordo
pendukung reformasi Cluny yang telah terelaborasi itu dan ingin kembali keakar–akar
tradisi ordo Benediktin
serta akar–akar agama kristen.
Perang Salib pertama adalah proyek
paling dramatis dari proyek–proyek agresif tersebut. Tapi disitu juga terdapat
rasa percaya diri spiritual. Biara–biara tua menjadi benteng benteng, mengusir
berbagai kuasa jahat dan menjaga ketertiban lama. Dalam biara–biara pelopor
dari ordo biarawan putih, para pendeta terlibat dalam perjuangan dan pencarian
spiritual. Perbedaannya, kaum elit ordo biarawan putih bertempur di tataran
duniawi, masing–masing saling membutuhkan, sebagai jiwa dan raga dalam sebuah
entitas.
Menjelang perang Salib, Bernard telah
mendepak akal sehat yang mengejawantah dalam pribadi seorang sarjana dan
gerejawan hebat, Peter
Abelard. Aberald adalah
seorang saingan Bernard untuk kepemimpinan angkatan muda di Eropa. Dia adalah
seorang filsuf dan ahli logika.
Pada akhir Mei 1147, Conrad dan pasukan
besarnya meninggalkan Jerman
dan memulai perjalanan melalui Eropa
timur menuju Konstatinopel.
Pada tanggal 8 Juni,
tentara Perancis berangkat. Tidak
seperti Onrad Louis yang mengambil Salib atas inisiatifnya
sendiri. Pada tanggal 19 Maret
1148, raja Louis
dan tentaranya tiba di pelabuhan St. Simeon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar