Sabtu, 26 Mei 2012

Review Book Holy War (Perang Suci) 1146-1148



 1146 – 1148
  ST. Bernand dan Perang Salib Paling Religius

Pada tanggal 31 Maret 1146, Bernand, kepala biara dari Cklairvaux, berpidato kepada sejumlah besar baron Prancis di Vezelay dan meyakinkan mereka bahwa kejatuhan Edessa bukanlah suatu bencana, tetapi bagian dari rencana Tuhan. Tuhan bahkan membiarkan atau menyebabkan Zangi dapat menaklukan Edesa untuk memberi kesempatan yang mengejutkan kepada kaum kristen. Tuhan akan bersama umat-Nya dalam perang Salib mereka yang baru, yang akan menjadi pengungkapan cinta ilahiah dan salah satu kejadian yang paling penting dalam sejarah penyelamatan. Bernand mungkin paling berkuasa di Eropa pada masa itu. Raja Perancis berada dibawah pengaruhnya dan Paus sendiri anggota dari ordo religius yang dipimpinnya. Ia memperlihatkan pamor kekuasannya yang kuat karena kefasihannya yang karismatik.
Selama beberapa minggu berikutnya Bernand berkeliling Perancis untuk mengkhotbahkan perang Salib. Seketika itu juga para barin, ksatria, dan peziarah miskin meninggalkan semua kegiatannya dan mengikuti tentara raja yang akan melakukan perang Salib. Seakan seluruh Perancis melakukan mobilisasi untuk perang suci dalam cara yang sama dengan ketergesaan mereka dahulu menyambut seruan Paus Urban di tahun 1095. Tapi ada perbedaan besar antara keduanya. Pandangan Bernand yang rapsodik dan mistis tentang perang Salib amatlah berbeda dengan pandangan paus urban berdasarkan cita–cita reformasi Cluny dan dipenuhi kesadaran tentang pembebasan tanah suci. Bernand diilhami oleh kepercayaan baru dalam perang suci kristen, yang kini disebarkan oleh kaum mapan Eropa, dan membawa keyakinan itu ketitik bagian akhir. Kesalehan mistisnya itu akan membuat perang suci kali ini sebagai perang yang paling religius di antara perang Salib lainnya. Terminologi tradisional yang menyebutkan bahwa ada delapan kali perang suci dalam pengertian tertentu akan menyesatkan, tetapi acuan tersebut masih mengungkapkan kebenaran yang bermakna penting.
Bernard memiliki banyak gagasan ideal tentang tentara Salib pertama. Seperti Urban, ia mendesak para ksatria agar berhenti saling membunuh satu  sama lain dan bergabung untuk melawan Islam. Penolakan Bernard terhadap kaum Muslim bukan berdasarkan pada kebencian apapun atas Islam sebagai agama, tapi lebih pada kaum Muslim sebagai ancaman bagi tanah suci dan karena itu juga ancaman bagi seluruh dunia.
Tentara Salib pertama adalah sebuah organisasi kolektif yang amat besar, tapi Bernard secara khusus mengkhotbahkan perang Salib kedua sebagai sebagai undangan ilahiah dari Tuhan kepada masing–masing individu peserta perang Salib.
Di Inggris, pada saat penaklukan Normandia, seorang pendeta dari biara Sherborne, yang biasa dikenal sebagai Stephen Harding tiba–tiba mencampakkan kehidupannya di biara karena alasan yang tidak jelas dan selama bertahun–tahun mengembara tanpa lelah ke seluruh Eropa. Dia menjalani pencarian spirit dalam  spiritual yang bersifat pribadi. Akhirnya ia bergabung dengan sebuah biara baru di Molesmes sekitar tahun 1091. Dibawah kepemimpinan kepala biaranya yang mengagumkan, Robert Molesmes terlibat dalam sebuah perdebatan sengit di antara kalangan biara. Kebanyakan pendeta ingin bertahan pada tradisi Cluny, dan ini mengganggu para pendeta itu. Sebagian lain ingin mengesampingkan ordo pendukung reformasi Cluny yang telah terelaborasi itu dan ingin kembali keakar–akar tradisi ordo Benediktin serta akar–akar agama kristen.
Perang Salib pertama adalah proyek paling dramatis dari proyek–proyek agresif tersebut. Tapi disitu juga terdapat rasa percaya diri spiritual. Biara–biara tua menjadi benteng benteng, mengusir berbagai kuasa jahat dan menjaga ketertiban lama. Dalam biara–biara pelopor dari ordo biarawan putih, para pendeta terlibat dalam perjuangan dan pencarian spiritual. Perbedaannya, kaum elit ordo biarawan putih bertempur di tataran duniawi, masing–masing saling membutuhkan, sebagai jiwa dan raga dalam sebuah entitas.
Menjelang perang Salib, Bernard telah mendepak akal sehat yang mengejawantah dalam pribadi seorang sarjana dan gerejawan hebat, Peter Abelard. Aberald adalah seorang saingan Bernard untuk kepemimpinan angkatan muda di Eropa. Dia adalah seorang filsuf dan ahli logika.
Pada akhir Mei 1147, Conrad dan pasukan besarnya meninggalkan Jerman dan memulai perjalanan melalui Eropa timur menuju Konstatinopel. Pada tanggal 8 Juni, tentara Perancis berangkat. Tidak seperti Onrad Louis yang mengambil Salib atas inisiatifnya sendiri. Pada tanggal 19 Maret 1148, raja Louis dan tentaranya tiba di pelabuhan St. Simeon. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar