Sabtu, 07 Juli 2012

Makna Diam dan Pergerakan

Pantai yang diam berkata
Sekalipun aku telah lama berada di sini
Aku belum juga menyadari jati diriku
Lalu gelombang yang sedang menghembus cepat menjawab
Bergulung itu berarti ada
Sedangkan diam berarti tiada
(M. Iqbal)

Hidup itu ditandai dengan bergerak, sedangkan diam itu adalah kematian. (Buya Hamka)

Kata-kata ini sungguh bermakna. Menyiratkan arti yang sangat mendalam.

Diam, sebuah tindakan yang kita pilih ketika tidak ada jalan keluar sebuah permasalahan. Diam adalah pasif, tidak bergerak,. Menurut saya diam adalah musuh utama upaya pengislahan.

Diam merupakan sifat sebuah batu. Dia tidak berdaya melawan derasnya aliran air dan hempasan iklim yang berubah-ubah. Dia hanya menunggu; sebuah kehancuran, karena dia tidak melakukan pergerakan.

Kata orang, diam itu emas, diam itu karang, diam itu sebuah pilihan dalam bertindak. Namun menurut saya diam itu penakut, diam itu layaknya api yang tidak berdaya melawan derasnya air, seperti bangunan tua yang rapuh sehingga dengan mudah tersapu angin topan.

Jikalau hidup adalah sebuah evolusi, evolusi-pun merupakan sebuah pergerakan. Setidaknya orang-orang dengan teori evolusi sosial bergerak, melakukan perubahan dalam hidup. Mereka memilih untuk bertindak layaknya air tenang yang mengalir. Mereka memilih untuk tidak melawan aliran air, hingga diharapkan mencapai sebuah tujuan utama yaitu samudra. Namun sangat disayangkan, karena tujuannya yang benar adalah ke hulu, tempat mata air sungai itu berasal.

Ada orang-orang yang memilih untuk melakukan sebuah Reformasi, membenahi segi kehidupan secara perlahan. Setidaknya hal ini lebih baik, karena mereka berani melawan arus air. Beberapa saat mereka terhempas karena terbawa arus yang deras. Namun mereka tidak menyerah untuk tiba ke tujuan. Tapi tetap saja, usaha yang mereka lakukan terasa kurang, dan pada akhirnya mereka tidak sampai ke sumber mata air yang diharapkan.

Jikalau kedua gerakan ini merupakan suatu kesalahan, maka yang terbaik hanyalah Revolusi sosial. Yang mampu menggerakkan pada arah dan tujuan. Mereka yang berevolusi adalah seorang yang berani melawan arus kehidupan yang diciptakan oleh masyarakat global. Mereka melakukan sebuah pergerakan besar. Yang diharap menghantarkannya pada kejelasan. Mereka mampu mengambil resiko, dalam segala keputusan yang telah difikirkan secara matang dan cepat. Karena kita mengetahui bahwa masalah tidak dapat dipecahkan secara perlahan. Menurut saya ini adalah sebuah pilihan yang benar..

Saya tidak menyangkal bahwa adakalanya dalam kehidupan ini kita harus melakukan sebuah evolusi dan reformasi. Tapi evolusi dan reformasi tidak dapat dijadikan sebuah prinsip. Yang saya sesalkan jika kehidupan ini dilalui hanya dengan terdiam. Memilih untuk pasif dalam mencapai sebuah rasa aman.
Hidup ini memang berat, banyak hal yang membuat kita akhirnya menyerah dan pasrah dengan keadaan. Kaum jabariyah meyakini bahwa mereka hidup dalam satuan rantai kendali. Satuan rantai kendali ini diciptakan Allah Yang MahaKuasa kepadanya. Atas kehendak Allah mereka hidup, dan atas kehendak Allah mereka menjalani hidup.
Orang yang lebih memilih 'diam' termasuk dalam golongan ini. Yang selalu pasrah dalam kehidupan di dunia yang fana..

Berbagai kejadian mungkin saja membuat kita mengalami keraguan, ketakutan dalam mengambil sebuah keputusan. Kekecewaan yang pernah dirasakan, menjadikan kita menghindari hal-hal yang dapat membuat kecewa. Kita cenderung menjadi penakut. Menjadi phobia pada hal-hal yang yang tidak perlu ditakutkan. Kekecewaan tersebut pada akhirnya membuat kita menyerah, tidak melakukan apapun, layaknya sebuah batu yang 'diam' saja saat berada dalam cuaca yang ekstreem.

Hidup adalah sebuah pergerakan, sebuah jalan yang harus dijalankan, sebuah permainan yang harus dimainkan. Berbagai kendala adalah hal yang lumrah dihadapi manusia. Seharusnya berbagai halangan ini membuatnya semakin dewasa untuk malakukan sebuah pengislahan. Pengislahan ini bukan dalam komunitasnya, namun pada dirinya sendiri.

Adakalanya manusia menginginkan hidup damai diatas gejolak besar dalam diri. Memilih untuk menjadi pasif, atas dasar menghindari sebuah konflik. Orang-orang seperti itu cenderung tidak melihat peluang besar di depan matanya. Mereka membiarkan peluang tersebut pergi begitu saja. Padahal sebuah kesempatan besar tidak selamanya menghampiri.

Dalam hal ini, kita harus ingat sebuah dalil naqli yang sangat terkenal "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum tersebut yang merubahnya". Syarah dalam dalil ini sangat jelas, bahwa kita diperintahkan untuk melakukan sebuah pergerakan, yang mengarahkan kita pada sebuah perubahan besar. Namun dalam hal ini kita tetap tak dapat mengubah suatu hal yang memang telah digariskan oleh-Nya. Karna hanya Dia-lah yang memiliki hak Prerogatif untuk menandatangani setiap rencana dan ikhtiyar dalam kehidupan. 

Kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan didunia adalah saat mengarungi jalan keridhaan-Nya, menyelami masa-masa cinta pada-Nya, mabuk asmara dengan-Nya, dan mencapai makrifah kepada-Nya..

Allahu 'alam..


Seperti inilah makna "Diam" menurut Buya Hamka,.

dan makna ketiadaan menurut Muhammad Iqbal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar