Sabtu, 30 Juni 2012

Profil the Center for Gender Studies (CGS)




Saat ini masih terdapat hegemoni wacana terkait isu gender yang menunjukkan bahwa semua Perempuan Indonesia tertindas atau terdiskriminasi dan karenanya Perempuan Indonesia, khususnya Muslimah harus dibebaskan melalui ide feminisme.

Dari ide-ide feminisme itulah lahir dekonstruksi terhadap al-Qur’an, adanya hadis atau ayat yang bias gender kemudian ditafsirkan kembali secara konstekstual sehingga lahir ayat atau hadis yang ramah perempuan, ide feminisme tersebut juga membuahkan ketimpangan dalam keluarga Islam.
Hal inilah yang membuat kami, para Muslimah yang kini tergabung dalam Pengurus the Center for Gender Studies (CGS), merasa resah dan gelisah melihat fenomena tersebut masih digulirkan oleh Pemerintah dan aktivis feminis di negeri ini.

Demi menjawab panggilan tersebut, akhirnya pada tanggal 07 April lalu, kami membuat sebuah grup dan blog yang mengcounter feminisme dan kesetaraan gender. Karena animo yang begitu besar terhadap grup dan blog, akhirnya kami membuat website resmi yang mengkhususkan diri untuk mengcounter feminisme dan kesetaraan gender, selain membuat fanspage di Facebook dan Twitter.
Visi dan Misi

Mengkritisi dan merespon secara akademik bentuk, konsep, wacana paham feminisme yang digulirkan dan disebarkan oleh para feminis kepada Perempuan Indonesia, khususnya kepada Muslimah.
Meneliti secara lebih jauh dan serius terhadap ide-ide feminisme serta mendasarkan penelitian tersebut pada Worldview Islam.

Mengkaji lebih dalam tentang Sejarah, latar belakang maupun bahaya paham Feminisme dan Kesetaraan Gender.

Menggali, mengkaji dan mensosialisasikan konsep-konsep Islam tentang keluarga dan kemuslimahan.
Mendiskusikan secara bersama-sama dan mencari solusi yang tepat untuk masalah Feminisme sehingga dapat diterapkan secara langsung dan segera.
Diharapkan website ini bisa menjadi sarana atau ajang untuk sharing, tukar pikiran dan menambah ilmu dengan perempuan-perempuan dari antar lintas organisasi Islam.
Susunan Pengurus Thisisgender

Dewan Redaksi :
Rita Soebagyo
Henri Shalahuddin
Dinar Kania
Kholili Hasib
Anita Syahrudin

Sekretaris Redaksi :
Rira Nurmaida
Sarah Mantovani

Div. Umum :
Tetra Sridodo
Ummi Suci
Nunu Karlina
Surani Ningsih

Humas :
Sakinah Fithriyah
Anita Rachmat Putri
Ully Armia

Admin dan PJ web Thisisgender :
Mohammad Ismail
Lukman El-Hakim

Admin dan PJ Grup MUSLIM TOLAK KKG :
Ully Armia

Admin dan PJ fanspage Thisisgender :
Surani Ningsih
Nunu Karlina

Admin dan PJ blog aboutfeminism :
Sakinah Fithriyah

Admin dan PJ Twitter :
Ummi Suci

Read more: http://thisisgender.com/#

Rabu, 27 Juni 2012

laporan seminar nasional Gender dalam Perspektif Agama dan Budaya


Gender dalam Perspektif Agama dan Budaya, adalah judul Seminar Nasional pada hari rabu, 27 Juni 2012 pukul 10.00 sampai 12.00 WIB. Seminar ini adalah salah satu rangkaian acara Konvensi Nasional Gender 2012 yang bertempat di Smesco Exhibition and Convention Hall Jakarta. Konvensi Nasional ini merupakan acara tahunan yang telah terselenggara 8 kali sejak tahun tahun 2005. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Mitragender dan Inersia sebagai kelanjutan program Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan masa pemerintahan Indonesia Jilid 1. Menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak saat itu, Sri Redjeki Sumaryoto menjadi ketua presidium Mitragender Summit ini.
Mitragender atau Masyarakat Peduli Kesetaraan dan Keadilan Gender sendiri adalah perkumpulan masyarakat yang berjuang untuk meletakkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam konstribusinya kepada bangsa dan negara. Mitragender memiliki tiga program, yaitu peningkatan kapasitas kaum perempuan melalui pelatihan keterampilan di bidang organisasi dan protokoler, pelatihan kerja, pengembangan data base perempuan dan jaringan organisasi.
Seminar ini dilaksanakan untuk mencari solusi atas permasalahan gender di Indonesia. Hadir sebagai narasumber utama yaitu Prof. Dr. Nazaruddin Umar (Wakil Menteri Agama RI), H.M Busro (Komisi VIII DPR RI), dan Henri Shalahuddin, M.A (peneliti Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia). Seminar ini sedikit mengalami kendala disaat pemakalah pertama Prof. Dr. Nazaruddin Umar dan H.M Busro terlambat ke lokasi. Akhirnya Henri Shalahuddin menjadi pembicara pertama seminar yang dimoderatori Prof. Dr Aida Vitalaya, M.Sc.
Sebagai peneliti MIUMI yang kritis terhadap Rancangan Undang-undang Keadilan dan Kesetaraan Gender, Henri Shalahuddin memaparkan berbagai definisi feminis dan gender yang bertentangan dengan Islam. Menurutnya, dari berbagai definisi istilah gender sendiri selalu berubah-ubah. Awalnya istilah gender digunakan hanya untuk membedakan jenis kelamin biologis antara perempuan dan laki-laki. Namun beberapa puluh tahun belakangan ini makna gender mengalami perubahan bukan lagi perbedaan jenis kelamin biologis, melainkan jenis kelamin sosial.
Menurutnya, pengesahan RUU KKG ini hanya akan menimbulkan permasalahan baru bagi perempuan Indonesia. Beliau juga memaparkan bukti bahwa perempuan Indonesia tidak mengalami diskriminasi sosial seperti perempuan di Barat. Pengadopsian RUU KKG ini menjadi sebuah Undang-undang hanya seperti upaya politik. Beberapa pasal membuktikan bahwa pengarusutamaan gender akan menyebabkan perempuan Indonesia meninggalkan rumah tangganya secara penuh. Padahal Islam tidak melarang perempuan untuk keluar rumah jika tetap memperhatikan peran utamanya sebagai pengatur rumah tangga. Yang benar untuk konsep di Indonesia bukanlah kesetaraan gender, melainkan sebuah keserasian gender.
Peserta seminar yang terdiri dari 7 Provinsi dan 27 kabupaten seluruh Indonesia ini merupakan aktivis gender dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka menyayangkan pemaparan dari Henri Shalahuddin yang jauh dari perjuangan pembebasan penindasan perempuan Indonesia. Bahkan kekecewaan ini berlanjut ketika moderator memberikan kesempatan 5 orang penanya untuk bertanya. Namun karena wakil menteri agama dan perwakilan DPR telah tiba, pertanyaan hanya diperkenankan kepada 1 orang penanya. Pertanyaanyang disampaikan oleh perserta-pun lebih banyak menyudutkan posisi Henri Shalahuddin yang dinggap bias gender.
Setelah tiba, wakil menteri agama Prof. Dr. Nazaruddin Umar langsung memberikan apresiasi terhadap para peserta. Beliau menyatakan bahwa apa yang telah ibu-ibu lakukan merupakan suatu hal yang benar dan bermartabat. Berbagai budaya Islam di Arab sesungguhnyalah yang menjadikan perempuan dalam Islam terdiskriminasi.  Budaya Arab yang patriarki menjadikan perempuan tidak dapat berkembang karena terdapat larangan untuk beraktivitas diluar rumah. Bukti sejarahpun menunjukkan bahwa penafsiran terhadap ayat suci yang salah menjadikan perempuan ini mengalami diskriminasi. 
Ini adalah salah satu permasalahan yang membuah perempuan tidak dapat menjadi seorang pemimpin. Menurutnya Nabi Muhammad Saw mencontohkan kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga. Khadijah dapat menjadi kepala rumah tangga karena beliaulah yang mencari nafkah. Kesimpulan atas pemaparannya adalah bahwa ajaran Islam yang murni tidak memposisikan perempuan sebagai kelas kedua melainkan sederajat dan setara dengan laki-laki. Oleh karena itu diperlukan pembedaan antara ajaran Islam murni yang memihak kepemimpinan perempuan dan budaya Arab yang tidak memihak kepentingan perempuan. Dalam hal ini akhirnya kita perlu menerjemahkan ayat sesuai konteks budaya Indonesia. Selanjutnya diperlukan konsep gender yang sesuai  dengan kebudayaan Indonesia, yaitu gender equity, bukan gender equality karna makna gender equality terlalu kuantitatif.
Pembicara lainnya sebagai perwakilan komisi 8 DPR RI H.M Busro menyatakan bahwa RUU kesetaraan dan keadilan gender ini masih sangat mentah dan memerlukan berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Berbagai issue yang selama ini berkembang hanya menjadikan RUU KKG ini terhambat untuk dikaji. Beberapa pihak juga secara salah menunjukkan keburukan RUU ini saja hingga penolakan dari masyarakat akhirnya berkembang.
Seminar ini ditutup dengan kesimpulan moderator. Menurut Prof. Dr. Aida Vitayaia, perbedaan pendapat dalam diskusi merupakan suatu hal yang lumrah. Yang terpenting adalah menurutnya adalah kita semua harus menganalisis konsep keadilan dan kesetaraan gender ini dengan seksama sehingga pada akhirnya perempuan mampu memperoleh haknya.
Gender Summit 2012 yang berlangsung 26-30 Juni ini 2012 itu diikuti sekitar 300 perserta dari seluruh Indonesia dan diisi kegiatan studi kebijakan dengan pembicara para pejabat eselon I dari sejumlah departemen, dialog dengan prestasi perempuan bidang politik dan pendidikan Indonesia. Juga serangkaian kegiatan (Konvensi Nasional Gender 2012, Gender & Women Expo 2012, Festival Perempuan dalam Media 2012, Anugerah Mitragender 2012 & Launching Direktori Gender dan Pemberdayaan Perempuan 2012).
 

Selasa, 26 Juni 2012

album bareng insists @Purwakarta


Sudah biasa,, Adul (anak ust Adnin Armas ini  dikelilingi akhwat-akhwat cantik) :D


Suasana yang penuh kehangatan di Kota Purwakarta


Foto bersama pak Budi dan anak Pak Budi,. Hehe sayang sekali Ibu Budi tidak ikutan


Kalau kata Ka Eti,, tak ada pohon teh-pun,. pohon cabe pun jadi,. Semoga semangat selalu sehot cabe (kata Bunda)


Foto yang ditunggu-tunggu dengan para ust INSISTS.. Like it.. Indahnya kebersamaan tanpa membedakan..


With para akhwat ITJ,, CGS


Auhh,, narciss sekali ya?? hihihi


Sekali lagi di kebon cabe


Aduhh,, paling suka deh dengan foto ini!!



Kali ini foto bareng dengan anak Pak Budi,. Tapi bukan Budi ya,...!! :p


Aduhh,, pak ino demen banget motoin yang aneh".. Hihihi..

Hahahahhahahah,, Foto konyol yang membuat grup INSISTS ini rame akhirnya menjadi penutup,.. Subhanallah,, Alhamdulillah,... Allahu Akbar,.........

Masa Remajaku akan dibawa kemana?


"Sayang, aku hamil." ujar seorang gadis remaja kepada kekasihnya. "Apa? pasti itu bukan anakku!" bantah kekasihnya tersebut. "Sayang,, Aku gak bohong, aku gak pernah ngelakuin hubungan ini selain dengan kamu! kamu harus bertanggung jawab." tambah sang gadis sambil menengis tersedu-sedu. Selanjutnya sang kekasih menjawab "Gak mungkin aku bertanggung jawab. Kita masih sekolah dan belum memiliki pekerjaan. Begini aja, kamu harus gugurkan kandungan ini agar permasalahan selesai! Nanti aku carikan tempat aborsi yang aman. Oke sayang!"

Mungkin saja kita sering mendengar percakapan ini dari sebuah sinema televisi. Tetapi kalimat demi kalimat dalam percakapan ini menggambarkan kondisi sebenarnya yang dialami remaja Indonesia.

Sebut saja Mawar, seorang gadis remaja berusia 17 tahun dikeluarkan dari sekolah bersama kekasihnya karena dipergoki melakukan tindakan asusila. Mawar, seorang remaja yang sedang duduk pada kelas 2 SMA terbukti melakukan hubungan suami istri diluar jam sekolah. Sedikit miris, sang kekasih merupakan seorang murid berprestasi. Tetapi akibat perbuatannya bersama Mawar diapun ikut terganjal masalah dan dikeluarkan dari sekolah tersebut. 
Ini merupakan sedikit kisah mengenai fenomena seks bebas yang dilakukan remaja. Berdasarkan penelitian BKKBN, 51 persen remaja pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Penelitian lain dari Komnas Pendidikan anak menunjukkan sebanyak 62 persen remaja. Beberapa kalangan mungkin saja tidak khawatir dengan keadaan ini, bahkan cenderung membiarkan kondisi yang dianggap lumrah. Mereka beralasan bahwa globalisasi akan selalu membawa efek negatif yang mau tidak mau harus diakui sebagai  realitas sosial.
Remaja, sebagai sebuah era kehidupan manusia dimana semua sikap-sikap naluriah mengalami perkembangan. Perkembangan ini merupakan tahapan atau proses transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Seorang remaja akan cenderung memperlihatkan berbagai nalurinya hanya untuk menunjukkan eksistensi diri. Sebagaimana diketahui, masa remaja adalah masa pencarian identitas hidup. Pada masa ini kepribadiannya yang kompleks mulai terbentuk. Bahkan pada masa pencarian identitas ini remaja cenderung mencoba berbagai macam hal tanpa memperhitungkan efek baik maupun buruknya. 

Sebuah Konsekuensi
Beberapa waktu lalu kita sempat kecolongan dengan membiarkan sebuah boyband asal Korea Selatan melaksanakan konser di Jakarta. Fenomena Budaya Populer semacam ini juga berperan membentuk pola kehidupan mereka. Infiltrasi budaya sebagai konsekuensi sosio global sulit kita bendung efek negatifnya. Pesatnya arus teknologi informasi jugalah yang berperan membentuk kepribadian mereka. Biar bagaimanapun media memegang peran penting dan utama dalam mengarahkan gaya hidup remaja. Sikap hedonis sebagai konsekuensinya seakan menjadi label baru yang terbaik yang wajib mereka junjung tinggi.
Fenomena sosial ini pastinya memberikan efek yang sangat serius. Seperti biasanya, dalam konser  tersebut para remaja rela mengantri selama berjam-jam demi menyaksikan sebuah hiburan semu. Padahal di tempat lain masih banyak orang miskin yang mengantri demi memperoleh 2 liter beras. Tetapi fenomena remaja ini sudah seperti sebuah fenomena kerasukan masal. Sebagaimana diketahui, orang yang kerasukan tidak dapat membedakan hal yang baik dan buruk. Mereka dikendalikan oleh suatu kekuatan yang tidak disadari.

Efek Modernisasi seperti Juggernaut
Menurut Anthony giddens, modernisasi yang menghinggapi seluruh negara di dunia seperti sebuah juggernaut (panser raksasa) yang sulit dikendalikan. Modernisasi yang mendasari terjadinya globalisasi seperti sebuah “juggernaut” (panser raksasa) yang telah melaju hingga tahap tertentu bisa dikendalikan, tetapi juga terancam akan lepas kendali hingga menyebabkan dirinya hancur-lebur. Panser raksasa ini akan menghancurkan orang yang menentangnya dan meski kadang-kadang menempuh jalur yang teratur, namun ia juga sewaktu-waktu dapat berbelok ke arah yang tak terbayangkan sebelumnya.
Efek dari modernisasi dianggap sebagai sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Padahal jika kita telisik lebih dalam, kesulitan untuk menghindari hal ini karena kita tidak mampu memfilterisasi dampak buruk yang disebabkannya. Modernisasi merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Tapi berbagai efek negatif dari modernisasi ini dapat diminimalisir jika semua pihak bahu-membahu menganalisis sesuatu hal yang layak diambil maupun ditolak dari modernisasi.

Solusi dari Pemerintah
Gaya hidup hedonisme yang diadopsi mentah-mentah remaja Indonesia adalah penyebab  permasalahan asusila ini. Seperti yang telah saya paparkan diatas, remaja tidak dapat disalahkan 100 persen. Semua pihak harus bertanggung jawab secara penuh dalam mengatasi hal buruk tersebut. Terlebih, pemerintah sebagai pemegang kebijakan tertinggi harus mampu bersikap proaktif dan membentuk regulasi untuk mencegah hal ini bertambah parah.
Salah satu penyebab para remaja tidak mampu bertahan atas serangan budaya ini adalah sistem pendidikan yang buruk. Keluarga, sebagai sebuah media pendidik yang utama tidak mampu menanamkan sebuah adab kepada seorang anak. Sedangkan ketiga media sosialisasi lainnya sebaliknya memberikan pembenaran atas fenomena ini. Sekolah yang diharapkan mampu menekan fenomena inipun kewalahan. Bahkan sekolahpun dijadikan alat untuk melegalisasi konsep seks bebas secara aman.
Berbicara mengenai pemerintah, belum lama ini terjadi sebuah peristiwa memilukan dengan meninggalnya seorang menteri kesehatan akibat kangker. Menteri kesehatan yang seharusnya menjadi teladan rakyat dalam melaksanakan hidup sehat ternyata tidak mampu menjaga kesehatannya sendiri. Setelah kematian menkes ibu Endang, Kursi kosong sebagai menkes akhirnya diberikan kepada seorang perempuan yang sudah cukup tua dan dianggap mapan.
Yang tua yang berpengalaman, mungkin hal ini adalah pertimbangan utama presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Nafsiah sebagai menteri kesehatan yang baru. Pengalaman hidup selama 72 tahun menjadikan menteri ini diharapkan mampu memberikan kebijakan-kebijakan terbaik dalam bidang kesehatan. Namun sangat disayangkan, disaat  baru beberapa hari memimpin Departemen kesehatan, sang menkes baru ini membuat kebijakan yang sangat kontroversial. Menkes Nafsiah memberikan penyuluhan seks aman bagi remaja dengan sebuah jargon "kondomisasi". Kondomisasi merupakan istilah halus untuk pemberian kondom secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan untuk mendukung tersukseskannya kondomisasi ini, Departemen kesehatan menyediakan anggaran yang sangat besar sejumlah 25,2 milyar rupiah.
Berbagai fakta sesungguhnya telah sangat jelas menyatakan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hanya akan memperparah keadaan. Kespro (sosialisasi kesehatan reproduksi) pada remaja usia sekolah hanya menambah minat remaja terhadap hubungan seksual. Bahkan lebih ekstrim lagi, para remaja yang penasaran akan mencoba mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya tersebut dengan kekasihnya seperti dalam kasus Mawar. Hal ini disebabkan sosialisasi Kespro hanya menjelaskan sebuah proses reproduksi tanpa penjelasan cara pemenuhan yang benar. Bahkan konsep ABCDE yang dikembangkan menjadi pembuktian pelegalan seks bebas. 
ABCDE merupakan sebuah konsep singkatan dari; Abstinence (A) yaitu menghindari seks bebas, namun dalam solusi  ABCDE ini dapat dimaklumi jika ada yang tidak sanggup untuk menghindarinya, hingga alternatif solusi lainnya adalah Be faithful (B) yaitu setialah pada satu pasangan saja, namun kita tahu dalam era globalisasi ini, media sangat mudah masuk dan berbagai rangsangan pun hadir, sehingga dalam solusi ABCDE ini pun diberikan pilihan terakhir, maka jika tidak sanggup untuk setia, gunakanlah 'pengaman', Condom (C) agar virus HIV dan KTD (kehamilan tidak direncanakan) tidak terjadi, no Drugs (D) yaitu menghindari penggunaan narkoba secara bergantian, dan Education (E) adalah solusinya.

Solusi Komprehensif
Berbagai solusi yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatasi hal ini sangat tidak masuk akal. Jargon ABCDE yang dicanangkan telah membuktikan bahwa fenomena seks bebas dikalangan remaja semakin merajalela. Kondomisasi yang dianggap sebagai solusi tuntas malah menimbulkan permasalahan lain yang lebih besar. Apa yang dicanangkan menteri kesehatan yang baru dalam mengurangi efek seks bebas berupa penyakit mematikan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berbagai penelitian bahkan menunjukkan bahwa ukuran pori-pori kondom lebih besar dari ukuran tubuh virus HIV. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya kondomisasi adalah sebuah kampanye terselubung untuk menjadikan remaja Indonesia mengidap penyakit HIV AIDS dan penyakit kelamin lainnya.
Pemerintah Indonesia telah terbukti tidak mampu mengatasi permasalahan ini. Hal ini disebabkan negara tidak mendasarkan konstusinya kepada Islam. Padahal sesungguhnya sebagai negeri Muslim terbesar  di dunia menjadikan Indonesia sebagai contoh negara Muslim yang menetapkan Islam sebagai ideologi atau dasar negaranya.
Dalam Islam telah jelas cara mengatasi permasalahan ini. Islam secara tegas mengharamkan seks bebas (perzinahan). Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. QS. 17:32. Pengharaman ini disertai dengan sebuah solusi penyaluran naluri yang benar, yaitu melalui jalur pernikahan. Jika seseorang tidak mampu menahan naluri seksualnya tetapi belum sanggup untuk menikah, maka Rasulullah menyuruh untuk berpuasa.
Di dalam Islam, zina termasuk perbuatan dosa besar. Hal ini dapat dapat dilihat dari urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa alasan yang haq, Allah berfirman: “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68). Imam Al-Qurthubi mengomentari, “Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.” (lihat Ahkaamul Quran, 3/200). Dan menurut Imam Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah zina.
Perzinahan adalah suatu hal yang tidak dapat ditoleransi apapun alasannya. Upaya kondomisasi yang dilakukan Menkes yang merupakan penganut Katholik jelas-jelas tidak sesuai dengan hukum Islam. Selain bertentangan dengan hukum Islam, solusi ini juga hanya menambah pelik permasalahan yang telah ada. Masa depan remaja Indonesia akan semakin hancur jika kondomisasi ini dilaksanakan. Mungkin saja beberapa tahun lagi fenomena seks bebas di Negara-negara liberal akan sepenuhnya terjadi di Indonesia. Padahal sangat jelaslah fenomena seks bebas pada Negara-negara liberal menghancurkan etika dan moral yang berlaku di negaranya.
Saat ini ketika ditanya apakah yang harus diperbuat untuk menyelesaikan permasalahan seks bebas ini sudah sangat jelas. Apakah masih dengan solusi ABCDE dengan sosialisasi kondom sebagai pencegah kehamilan yang dicanangkan pemerintah? Jelaslah, bahwa hanya dengan kembali kepada hukum Islam permasalahan ini terselesaikan. Hukum Islam yang diterapkan akan menghasilkan sebuah kemaslahatan bagi seluruh manusia. Sekarang dengan mudah kita menjawab pertanyaan “Akan dibawa kemana remaja negeri ini?” dengan jawaban remaja negeri ini akan kita bawa menuju peradaban.
Wallahu ‘alam

Kamis, 21 Juni 2012

Contoh proposal antropologi


PERAN MASYARAKAT SETU BABAKAN DALAM PELESTARIAN SOSIO-KULTURAL BUDAYA JAKARTA PADA ERA GLOBALISASI

 PROPOSAL PENELITIAN



Proposal penelitian ini diajukan sebagai syarat mengikuti UAS mata kuliah Teori Antropologi



oleh,

      Anita Rachmat Putri    (1110015000015)      




PRODI SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012 


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Arif adalah suatu istilah bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia melalui bahasa Melayu. Biasanya secara kontekstual istilah Arif disepadankan maknanya dengan istilah-istilah tahu, mengetahui, cerdik-pandai, bijaksana, berilmu, dan pandai dalam banyak hal (Purwadarminto, 1984). Karena itu kearifan (wisdom) dapat disepadankan pula maknanya dengan pengetahuan, kecerdikan, kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan penyelesaian atau penanggulangan suatu masalah atau serangkaian masalah yang relatif pelik dan rumit. Kearifan biasanya baru dipahami dan atau diakui ketepatannya setelah suatu keputusan dapat diterima dan dilaksanakan secara taat azas dan berkesinambungan oleh sejumlah pihak yang bersangkut paut dengan penyelesaian suatu masalah yang muskil karena mereka berkeyakinan bahwa keputusan itu baik dan benar, baik ditinjau dari kepentingan mereka masing-masing maupun ditinjau dari sudut tujuan bersama yang akan dicapai.

Pengambilan keputusan yang arif biasanya dianggap atau diyakini telah mengambil suatu keputusan yang bijaksana, benar, tepat, adil, serasi dan harmonis, setelah memperhatikan dan menelusuri berbagai informasi, pengetahuan, pengalaman, serta mengindahkan kepentingan berbagai pihak. Kearifan adalah seperangkat pengetahuan yang dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat setempat (komunitas) yang terhimpun dari pengalaman panjang menggeluti alam dalam ikatan hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (manusia dan lingkungan) secara berkelanjutan dan dengan ritme yang harmonis.

Perjalanan sejarah, baik menyangkut soal sistem keyakinan (theology), kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan lainnya tentu tidak bisa lepas dari kondisi dimana suatu tatanan geografis dan sosial budaya yang mengitarinya ikut membentuk. Tidak berbeda dengan apa yang terjadi pada perkembangan pandangan kosmologis manusia di dalam konteks tertentu, juga telah dibentuk oleh suatu proses sejarah panjang dan kultur dominan yang pada periode tertentu juga akan membentuk akar ideologis masyarakatnya. Komunitas Betawi setu Babakan merupakan salah satu contoh masyarakat yang membentuk sebuah kultur dominan. Disini penulis mencoba menganalisis bagaimana pandangan masyarakat Betawi setu Babakan terhadap warisan khasanah kebudayaan Betawi yang hampir hilang ditelan perkembangan zaman.

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan.Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung.Setu Babakan berlokasi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia.

Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, seperti membudidayakan ikan dalam keramba, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Perkampungan ini diapit oleh dua danau (setu/situ) dan mempunyai luas wilayah sekitar 165 hektar dan didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

Setu Babakan sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

B.           Perumusan Masalah Penelitian
Dengan realitas semacam itu, sebuah pandangan, kepercayaan, bahkan ideologi telah menjadi penting dalam melihat kebertahanan komunitas Betawi Setu Babakan dalam pesatnya arus globalisasi. Pengamatan awal studi ini memperlihatkan bahwa Masyarakat Betawi Setu Babakan benar-benar berupaya semaksimal mungkin dalam melestarikan budaya Betawi agar tidak tergerus pesatnya perkembangan zaman. Jakarta, sebagai ibukota Negara memang menjadi laju perubahan sosial yang sangat pesat di Indonesia. Sebagai daerah metropolitan, Jakarta menjadi sasaran utama kaum imigran untuk mencari pundi-pundi uang. Kedatangan mereka secara berbondong-bondong ke Jakarta secara tidak langsung membawa efek positif dan negatif bagi rakyat Jakarta. Salah satunya adalah membawa unsur-unsur kebudayaannya yang akan mengakibatkan Betawi, sebagai kebudayaan asli Jakarta mengalami pertarungan kultural. Karena itu, pembahasan penelitian ini akan fokus pada tiga masalah mendasar, yakni:

1.            Pandangan masyarakat Betawi setu Babakan terhadap degradasi kultural dalam dinamika sosial politik global saat ini.

2.            Cara masyarakat Betawi setu Babakan dalam upaya melestarikan kebudayaannya.

3.            Kearifan lokal (Local wisdom) masyarakat Betawi Setu Babakan dalam mempertahankan dan mengelola alam serta lingkungan hidup.

C.          Hipotesis
Hipotesa pengarah yang hendak diajukan dalam penelitian ini ialah upaya pelestarian sosio kultural Betawi masyarakat setu Babakan mempunyai arti signifikan.Masyarakat Betawi setu Babakan telah berhasil dalam membangun nilai-nilai kebersamaan dan menjaga tradisi mereka di tengah pesatnya arus globalisasi.

D.          Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini ialah sebagai upaya menginventarisasi dan mendokumentasi kearifan lingkungan dan pengetahuan tradisional. Kearifan lingkungan dan pengetahuan tradisional ini berkembang pada berbagai kelompok masyarakat yang tersebar di Kepulauan Nusantara, khususnya pada masyarakat setu Babakan, di tengah-tengah pesatnya persebaran nilai-nilai dan pranata sosial baru yang terbawa oleh kegiatan pembangunan di segala sektor kehidupan, hendaknya ditindaklanjuti dengan upaya revitalisasi. Setidak-tidaknya data yang diinventaris dapat menjadi acuan (guide book) dalam proses sosial, pengembangan kebijakan serta program pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup.

E.           Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Beberapa manfaat praktis dari perspektif kearifan lokal (local wisdom), diantaranya adalah:Pertama, dalam pemikiran tradisional Jakarta, antara masyarakat dan lingkungan alam ternyata senantiasa ada rasa saling ketergantungan di mana keselarasan diantara manusia juga terdapat keselarasan terhadap lingkungan. Kedua, dalam suasana ketergantungan tersebut mengharuskan sebuah masyarakat Betawi setu Babakan untuk bersikap tidak menguasai, tetapi bersikap lebih menyesuaikan terhadap lingkungan alam sehingga mereka menjadi arif dan ramah lingkungan. Ketiga, dalam upaya menekan pesatnya arus globalisasi, masyarakat Betawi setu Babakan selalu mempertahankan nilai-nilai luhur dalam khasanah kebudayaannya sebagai pembanding dari degradasi kultural yang menimpa masyarakat Betawi lainnya di propinsi DKI Jakarta.

F.           Landasan Teori dan Kerangka Konseptual

Perbedaan karakteristik lingkungan (alam, sosial, binaan) akan menunjukkan perbedaan strategi adaptasi yang dikembangkan oleh masyarakat. Strategi adaptasi itu didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman adaptasi terhadap lingkungannya yang khas. Karena itu, setiap komunitas mengembangkan modal sosial yang adaptif terhadap lingkungannya. Kearifan lingkungan itu terwujud ke dalam bentuk ide, aktivitas dan material. Terkait dengan itu, Sanderson (1993) menyebutkan bahwa sistem sosio-kultural terdiri dari tiga unsur, yakni infrastruktur material, struktur sosial, dan super struktur ideologis. Sistem sosio-kultural mengacu kepada sekumpulan orang yang memakai berbagai cara untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka, yang bertindak menurut bentuk-bentuk perilaku sosial yang sudah terpolakan, dan menciptakan kepercayaan dan nilai-nilai bersama yang dirancang untuk memberi makna atau berbagai pola bagi tindakan kolektif mereka.

Struktur sosial pada dasarnya adalah perilaku aktual yang diperlihatkan oleh manusia baik yang timbul karena hubungan di antara sesama mereka, maupun karena hubungan mereka dengan lingkungan biofisik mereka. Struktur sosial terdiri dari beberapa unsur yakni keluarga sebagai unit sosial ekonomi terkecil dan kekerabatan sebagai unit sosial yang lebih besar. Kekerabatan bisa merupakan wadah bagi suatu keluarga untuk melakukan resiprositas dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, atau melakukan pengelolaan secara kolektif terhadap sumber daya alam tertentu, seperti tanah atau hutan. Selain itu, struktur sosial dapat pula berbentuk lembaga swadaya kolektif, yakni perkumpulan yang dibentuk oleh sejumlah orang yang memiliki kepentingan sama, dimana mereka bertukar jasa, misalnya untuk mengolah tanah, memetik hasil-hasil tanaman dan lain-lain (Mubyarto et. al., 1994; Bunch, 1992). Kemudian yang tidak kalah pentingnya, setiap masyarakat tidak bisa lepas dari unsur kepolitikan, yakni merujuk pada cara-cara terorganisasi sebuah masyarakat dalam memelihara hukum, aturan internal, maupun hubungan antar individu dalam masyarakat termasuk didalamnya pengendalian terhadap konflik-konflik sosial (Sanderson, 1993: 62).

Selasa, 19 Juni 2012

;))

Wahai tuanku tabi'y yang mulia
kulupa dalam surat al Baqarah tentang cinta
semoga muncul kelembutan dengan fatwamu
Allah menganugerahkan kehormatan padamu
adakah Allah mengharamkan ciuman di pipi pemuda
yang memiliki keindahan nan mempesona

Wahai orang yang menanyakan kepedihan cinta
engkau kan terpuji di kemudian hari karena kesabaran
usah kau mencari-cari kekejian
atau seperti orang mencari aliran air kala hujan
ingatlah Allah dan takutlah adzab-Nya
hindari para pelaku kefasikan dan kekejian
peluklah pipi kekasih tercinta
pada malam-malam yang sepi dan buta

(Syubhat yang dijadikan alasan orang untuk memandang yang diharamkan)
Ibnu Qayyim al Jauziyyah

Makna al-Mahabbah (kasih sayang)

Banyak pendapat tentang batasan makna kata al-Mahabbah. Ada yang berpendapat artinya adalah kecenderungan secara terus-menerus dengan disertai hati yang meluap-luap. Ada yang berpendapat artinya mendahulukan kepentingan orang yang dicintai ketimbang hal-hal disekitarnya. Ada yang berpendapat, artinya menuruti keinginan orang yang dicintai, baik tatkala kekasih ada disampingnya maupun tidak ada disampingnya. Ada yang berpendapat, artinya menyatukan orang yang dicintai dan yang mencintai. Ada yang berpendapat, artinya mendahulukan kepentingan orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya pengabdian.
Ada yang berpendapat, artinya menyedikitkan yang banyak dan memperbanyak yang sedikit demi orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya hati orang yang mencintai tak terbendung untuk tidak mengingat orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya yang hakiki adalah menyerahkan apa pun yang ada pada dirimu kepada orang yang dicintai, sehingga tidak ada lagi yang menyisa. Ada yang berpendapat, artinya engkau harus menyingkirkan apapun yang ada di dalam hatinya kecuali orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya kecemburuan terhadap orang yang dicintai, seandainya ada kehormatannya yang berkurang.
Ada yang berpendapat, artinya keinginan yang tak pernah berkurang karena kekeringan dan tidak bertambah karena basah. Ada yang berpendapat, artinya menjaga batas. Ada yang berpendapat, artinya engkau rela mengerjakan apapun yang disenangi orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya tidak boleh lalai apa pun yang terjadi.
Ada yang berpendapat, artinya bara yang membakar hati karena keinginan orang dicintai. Ada pula yang berpendapat, artinya mengingat sang kekasih sebanyak nafas yang berhembus. Ada yang berpendapat, artinya hatinya yang buta melihat selain orang yang dicintai, tuli untuk mendengar selainnya. 
Ada pula yang berpendapat, artinya kecenderungan secara total kepada orang dicintai, kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa dan hartamu untuk dirinya, kemudian engkau rela mengikutinya secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Ada yang berpendapat, artinya sebagai usahamu untuk membuatnya menjadi ridha. Ada yang berpendapat, artinya tenang menjadi gundah, gundah tapi tenang. Hati menjadi gundah, kecuali ketika berdekatan dengan sang kekasih, hati menjadi gundah karena rindu kepadanya, dan menjadi tenang tatkala berdekatan dengannya. Inilah makna perkataan mereka, al-mahabbah adalah gerakan hati yang tiada henti mengingat sang kekasih dan ketenangannya tatkala bersanding dengannya. Ada yang berpendapat, artinya berdampingan dengan orang yang dicintai selama-lamanya.
Ada yang berpendapat, artinya orang yang dicintai harus lebih dekat dengan orang yang mencintai, ketimbang dengan ruhnya sendiri. Ada yang berpendapat artinya keinginan agar orang yang dicintai selalu hadir di sisi orang yang mencintai. Ada yang berpendapat artinya harus ada keseimbangan antara jauh dan dekatnya orang yang dicintai dengan orang yang mencintai. Ada yang berpendapat, artinya keteguhan hati terhadap orang yang dicintai dalam menghadapi canda dan menganggap kritikan dan celaan sebagai angin lalu.

Subhanallah,, Ibnu Qayyim al Jauziyyah setidaknya mendefinisikan makna Cinta terhadap 50 kata..

dikutip dari salah satu buku paforit saya,, yaitu "Taman-taman orang jatuh cinta dan memendam rindu"

Sabtu, 16 Juni 2012

Pengalaman baru begitu seru dan mengejutkan

Subhanallah,, sesungguhnya pengalaman adalah guru kita yang terbaik.

Tadi siang saya menemani Ummu Salamah menghadiri sebuah Majelis Ta'lim ibu-ibu pejabat dan ibu-ibu biasa. Kebetulan pembicaranya adalah Prof Amin Rais. Saya langsung semangat dengan ajakan Ummu, karena pada saat yang bersamaan saya juga tidak sedang melakukan apapun.
Perjalanan kami lalui biasa saja tanpa ada yang menarik. Namun ketika sampai di rumah menteri ini,. kami memilih duduk di saff paling depan. Kebetulan karena disana ada stop kontak tempat ummu mencharge Hp. Ya sudah,, kami berssalaman dengan ibu-ibu lainnya. Karena ini pengajian ibu-ibu, ternyata hanya saya yang paling muda. Ah, tapi saya tidak mempedulikan hal itu.
Akhirnya acara akan segera dimulai. Pemimpin majelis ta'lim, usth.Nuryadi Akmal langsung bersapaan dengan ummu. Tapi ternyata beliau sedang memiliki masalah besar, Prof Amin Rais tidak dapat menghadiri acara dan beliau membutuhkan seorang M.C dan Qori'ah dadakan. Sontak, yang terpilih menjadi M.C adalah ummu Salamah. Sedangkan saya ditembak untuk membacakan ayat suci Al Qur'an.
Masha Allah,, saya hanya melongo saja. Tak ada persiapan sama sekali. Akhirnya saya murajaah sekali sambil menghela nafas. Allahu akbar,, akhirnya tiba giliran saya untuk membaca ayat suci Al Qur'an. Mencoba untuk tenang, Meski pada awalnya agak gemetar, namun lama kelamaan begitu ringan tanpa beban. Alhamdulillah, saya tidak terpeleset membaca surat Ar-Rum ayat 54-60 beserta artinya.
Subhanallah,, saya kira ini telah berakhir, ternyata usth Nuryati selalu meminta saya membaca ulang dalil ini karena beliau tidak membawa kacamata. Alhasil pengajian ini seperti kami berdua yang mengisinya,.. 

Hmm,, sungguh pengalaman aneh namun sangat menarik,...

Karena hidup penuh kejutan

Jumat, 15 Juni 2012

CATATAN TERAKHIR By : Thufail Al Ghifari


Suka sekali dengan lirik lagu ini,, penuh makna,. :))
Terjagalah dari segala maksiat
dari segala zina dan nafsu dunia yang sesat
disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa jiwa
yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri
ini bukan cerita cinderela
bukan juga patah arang cinta buta siti nurbaya
tak dapat diukur tapi bersama Allah
semua pasti akan teratur
dinyatakan dalam ketulusan
dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam
bersemi dari pupuk akhlak yang hebat
berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat
tidak, ini takkan dimengerti
oleh hati yang penuh dengan dusta
yang buta oleh warna warni dunia yang fana
ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan
keteladanan bagi generasi berikutnya
keteladanan abadi dalam harum kesturi dan buah ibadah
dan menjadi manis seperti kurma
diawal rembulan yang indah
untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan
dan hanya mau mencium
atas dasar kemurnian kita berkata cinta
karena bukan apa siapa dan bagaimana
tapi luruskanlah dalam wangi surga
karena apa sebenarnya kita berani berkata cinta
hingga rambut kita memutih
hingga ajal kan datang menjemput diri ini
hingga rambut kita memutih
hingga ajal kan datang menjemput diri ini
inilah cinta sejati
cinta yang tak perlu kau tunggu
tapi dia tumbuh bersama doa malam yang teduh
tak tersentuh oleh mata dunia yang palsu
petunjuk yang selalu datang
dari ruang para malaikat
yang sanggup melihat tak kenal pekat
tak lekang oleh zaman yang kan terus melaju
takkan habis oleh waktu
karena kecantikannya tersimpan dihati
dalam pesona yang selalu menjaga jiwa
yang menjadikan dunia menjadi surga
sebelum surga sebenarnya
yang membuat hidup lebih hidup
dari kehidupan sebenarnya
seperti sungai yang mengalir
bening airnyapun selalu artikan keseimbangan syair
yang satukan dua perbedaan dalam satu ikatan
untuk melihat kekurangan sebagai kesempatan
dan kelebihan sebagai kekuatan
lalu saling mengisi seperti matahari dan bulan
dalam kesetiaan ruang kesolehan dan kasih sayang
bagi sejarah penutup halaman terakhir perjalanan
para kesatria sastra jihad dan dakwah
tercatat dalam untaian rahmat berakhir
dalam catatan terakhir yang mulia
digariskan hanya oleh ketetapan Allah Subhanahu wata’ala
hingga rambut kita memutih
hingga ajal kan datang menjemput diri ini
hingga rambut kita memutih
hingga ajal kan datang menjemput diri ini

European University Viadrina Frankfurt

European University Viadrina Frankfurt

Setelah ke Timur memperkuat aqidah,, saya akan ke kampus ini untuk mendalami Sosiologi Agama dan menjadi seorang Guru besar Sosiolog Muslimah,..

Insya Allah

Hanyalah ketakwaan, bukan kecantikan

Jika seorang laki-laki menikahi wanita karna kecantikannya, maka kebahagiaan tidak akan bertahan lama padanya. Sesungguhnya hal ini akan sangat menyakiti wanita tersebut, karna kecantikan hanya setipis kulit ari. Sangat mudah sobek oleh keburukan yang wanita itu lakukan. Kita semua mengetahui bahwa tidak selamanya rumput berwarna hijau. Adakalanya rumput tersebut menguning akibat tidak terkena air hujan. Pada saat itu, laki-laki akan berusaha mencari rumput lain yang masih sangat subur dan berwarna lebih hijau. 

Pernikahan bukanlah sebuah permainan. Karena merupakan hal  yang serius, tak layak ternodai oleh salah satu pihak. Sesungguhnya kebahagiaan sejati hanya akan diperoleh melalui ketakwaan pada Allah.
 

Wanita dinikahi karena 4 hal. Karena kecantikan, nasab, harta, dan diinnya. Sesungguhnya diinnya-lah yang harus lebih diutamakan. Sesuai dengan hadist Rasulullah saw.

Ke-empat syarat memang dapat saja terpenuhi oleh sosok wanita. Namun, namanya juga manusia, pasti memiliki sebuah kecacatan. Karena tak ada manusia yang sempurna. yang ada hanya manusia yang berusaha menjadi sempurna dengan keimanannya..

Allahu a'alm,.

Minggu, 10 Juni 2012

Keteladanan dari Abdullah bin Jubair Al-Anshari Al Ausi

Abdullah Jubair bin Nu'man bin Umayyah yang berasal dari Bani Tsa'labah bin Amru bin Auf merupakan salah satu syuhada pada Perang uhud. Beliau merupakan panglima pasukan pemanah yang dipilih oleh Rasulullah untuk menempati posisi strategis karena kepiawaiannya dalam melesatkan anak panah. Sebagaimana diketahui, pasukan pemanah yang dipilih berjumlah 50 orang. Dengan keahlian merekalah pada permulaan perang Uhud pasukan kafir Quraisy berhasil dikalahkan secara telak.
Sebelum perang, Rasulullah memperingatkan kepada pasukan pemanah bahwa apapun yang terjadi, pasukan tidak boleh turun dari bukit untuk melindungi pasukan Muslim. Tergiur dengan ghanimah yang berlimpah, sebanyak 40 pemanah turun dari bukit untuk mengambil harta tersebut. Menyisakan 10 pasukan pemanah, termasuk Abdullah bin Jubair. Seperti yang tercatat dalam sirah, pada akhirnya pasukan Muslim mengalami kekalahan terhadap kaum Kafir Quraisy. Akibat melalaikan seruan Rasulullah Saw untuk tetap bertahan di atas bukit
Abdullah bin Jubair dan 10 pasukan yang tersisa tetap bertahan di bukit demi melindungi Rasulullah Saw dan pasukan Muslim. Meskipun begitu, Abdullah bin Jubair tetap memperingatkan pasukan pemanah untuk tetap siaga di bukit dan untuk tidak mengkhianati Rasulullah Saw. Karena tergiur ghanimah yang berlimpah, pasukan pemanah tetap tidak mempedulikan seruan tersebut. Merekapun turun, mengumpulkan ghanimah yang ada dilembah.
Malapetakapun terjadi, pasukan Kafir Quraisy yang melihat pasukan pemanah Muslim turun, segera menyerang kembali dan membuat pasukan pemanah yang tersisa kewalahan. Abdullah bin Jubair dengan keberaniannya melawan dengan sengit hingga panahnya habis, tombaknya patah dan pedangnyapun juga patah. Akhirnya beliaupun syahid oleh serangan Ikrimah bin Abu Jahal.

ibrah yg bisa diambil bnyak sekali, salah satunya adalah tidak menkhianati amanah Rasulullah demi kenikmatan dunia yang semu.

Kultum @Mafaaza
14 Maret 2012

Teruntuk saudariku pejuang Diin Allah, dari buku Aidh Al Qarni, dengan perubahan sedikit

Saudariku yang tekun mendirikan shalat dan berpuasa dengan penuh kepatuhan dan kekhusyukan.
Saudariku yang memakai hijab demi kesopanan, kewibawaan, dan kesucian diri.
Saudariku yang selalu belajar, dan menelaah dengan penuh kesadaran dan ketulusan niat.
Saudariku yang selalu menepati janji, bisa dipercaya, dan jujur.
Saudariku yang selalu bersabar, mawas diri, dan bertobat dg penuh penyesalan.
Saudariku yang slalu berzikir, bersyukur, dan berdoa.
Saudariku yang selalu menjadikan Asiyah, Maryam, dan Khadijah sebagai teladan.
Saudariku yang akan mendidik calon ksatria dan mencetak orang2 terhormat.
Saudariku yang selalu memelihara nilai-nilai adiluhung dan melestarikan suri tauladan.
Saudariku yang selalu takut dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah.
Saudariku yang senantiasa berdakwah memperjuangkan Tegaknya Diin Islam hingga tetes darah penghabisan..

Engkau adalah perempuan paling mulia saat ini!

dikutip dari buku Menjadi wanita paling bahagia, Dr.Aidh Al Qarni

Nasihat dari Ummu Mu'ashirah

"Wahai putriku, engkau akan menghadapi sebuah kehidupan baru. Yaitu, sebuah kehidupan yang tak ada tmpat bagi bapak ibu, dan saudara-i mu untuk mencampuri urusanmu. Dalam kehidupan barumu engkau akan menjadi teman setia bagi suamimu. Suamimu tidak akan rela ada orang lain yang ikut campur dalam urusnmu dengan suamimu, sedekat apapun hubungan darahnya denganmu. Maka jadilah engkau istri dan ibu baginya. Buatlah ia merasa bahwa engkau adlah segala-galanya dalam hidup dan dunianya. Ingatlah, seorang suami adlah "bocah besar" yang cukup bahagia hanya dengan sedikit ungkapan kemanjaanmu padanya. Janganlah engkau membuatnya merasa bila pernikahanmu dengannya merupakan penyebab terpisahnya dirimu dari keluarga dan orang tuamu. Perasaan seperti ini juga dirasakan olehnya. Dia telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya demi kamu. Akan tetapi perbedaan antara kamu dan dia adalah perbedaan antara laki-laki dan wanita. Seorang wanita harus menyesuaikan diri dengan seorang laki-laki yang telah menjadi suami, pelindung, dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru".

Saya tak peduli dengan urusan nt dengan Allah

Hari selasa minggu lalu seperti biasanya, saya menjalani aktivitas rutin sebagai seorang mahasiswi. Berkutat dengan debu-debu Ciputat untuk berjalan dalam pencarian sebuah makna belajar. Hari selasa sangat menyenangkan bagi saya karena pada sore harinya saya akan ke pondok tercinta.
Perkuliahan awal seperti biasanya, saya menghadapi seorang dosen yang selalu mengulur waktu sesuka hatinya. Tapi sangat bodoh, justru hari ini sayalah yang mengaretkan waktu hampir satu jam untuk mengeprint beberapa tulisan. Pada akhirnya saya terlambat. Alhamdulillah dosen belum mengabsen dan menyatakan saya tidak boleh masuk ruangan. Pada akhirnya saya memilih duduk di barisan paling belakang untuk memperhatikan beberapa teman yang sedang presentasi.
Mata kuliah pertama saya hari ini adalah "Bahasa dan Kebudayaan". Saya tidak menyukai mata kuliah ini, disamping dosennya sedikit membosankan, mata kuliah ini juga tidak menarik minat saya sama sekali. Dengan malas saya membaca lembar demi lembar makalah teman saya yang sedang presentasi  Kali ini sang presentator adalah Reza, Ibnu, dan si Farhan (sang liberal). Mereka membawakan makalah mengenai hermeneutika (judul yang kontrofersial).
Saat presentasi, seperti biasanya Farhan memancing saya untuk membantah teori-teiri yang dikeluarkannya. Seperti biasanya juga, saya tidak akan tinggal diam atas opini ngawur khas orang liberal ini. Namun saya tidak terburu-buru mengambil langkah untuk membantahnya. Saya menunggu saat-saat terakhir saja. Agar puas mengemukakan opini.
Saya sangat suka dengan pendapat Reza mengenai hermeneutik. Dia mengutarakan apa yang ada dalam fikiran saya. Dia berusaha membantah metode penafsiran ini diterapkan pada Al Qur'an. Namun seperti biasanya Farhan tidak menerima begitu saja dan mengeluarkan jurus-jurus liberalnya yang membuat telinga saya memerah serta merasa panas. Susah cukup kesabaran saya menghadapi argumen sok ilmiahnya, saya pun membantah dengan tegas berbagai argumennya. Saat itu, bergantian dialah yang akhirnya sedikit marah.
Sebenarnya saya merasa lelah menanggapi orang ini. Tapi saya tidak dapat diam saja menghadapi orang yang jelas-jelas menghina Islam secara halus dengan sok ilmiah. Argumen saya cukup kuat dan akhirnya memancingnya mengatakan suatu hal yang bodoh. Yaitu menyobek-nyobek Al Qur'an.
Farhan jelas2 ingin membuktikan keliberalannya dengan menyobek-nyobek Al Qur'an,. Ah, saya masa bodoh untuk urusan dia dengan Allah,. kecuali jika dia menyobek-nyobek terlebih dahulu di depan mata saya, Amar ma'ruf dengan tangan akan segera dilaksanakan. Saya tidak habis fikir dengan orang ini. Padahal makalah yang dia buat kalau saya sobek-sobek juga dia akan sangat marah.
Saya sebenarnya lelah debat kusir dengan mereka di kelas.. jelas-jelas kami bertiga sudah memiliki framework masing-masing. Apa yang diperdebatkan di kelas hanya menjadi seperti upaya mempertahankan eksistensi diri di depan mahasiswa awam atau dosen yg membebek.. Jika yang dicari kalian adalah kebenaran bukan pembenaran, perdebatan sengit ini juaga tidak akan terjadi lagi. 

Yang pasti saya sangat kasihan pada Farhan, akibat salah pergaulan, lulusan Gontor ini menjadi seorang liberal. Naudzubillah pada akhirnya menjadi Harun Nasution.

Aceh dijajah oleh bangsa Jawa

Aceh tidak pernah dijajah oleh Belanda, inilah kata-kata yang dosen saya utarakan saat membahas teori konflik; studi kasus di bumi rencong ini. Menurut Dr. Rukmina Gonibala, Aceh memperoleh hak istimewa dari pemerintah Indonesia karena Aceh memang layak mendapatkannya. Mengingat peran yang Aceh berikan kepada Indonesia sebelum kemerdekaan maupun paska kemerdekaan. Kita tidak dapat menyangkal perjuangan Teuku Umar, Cut nya Dien dan Teuku Cik di Tiro saat perang Aceh melawan pemerintah kolonial Belanda. Atau lebih lampau lagi kita akan tidak asing lagi dengan perjuangan Sultan Iskandar Muda dan Sultan Iskandar Tani saat mengusir Portugis dari Nusantara. Salah satu contoh nyata perjuangan rakyat Aceh yaitu bersedia membantu Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Soekarno, sebagai presiden pertama Indonesia dengan penuh kesungguhan meminta bantuan kepada rakyat Aceh dalam peperangan mengusir Belanda. Akhirnya rakyat Aceh mengabulkan permintaan Soekarno dan membantu Indonesia. 
Rakyat Aceh bersedia bahu-membahu mengumpulkan perhiasan emas milik mereka untuk membeli sebuah pesawat sebagai pembawa logistik selama peperangan. Seselumnya, kita harus menelisik ulang perjalanan sejarah tersebut. Mengapa dengan mudahnya rakyat Aceh memberikan bantuan kepada Indonesia? Ternyata hal ini disebabkan Soekarno yang dianggap sebagai seorang pemimpin religius bersedia dan berjanji akan membantu rakyat Aceh menerapkan Syariat Islam. Hal ini diperoleh jika rakyat Aceh bersedia membantu dan menjadi bagian dari NKRI. Namun pada akhirnya rakyat Aceh sadar pada janji kosong Soekarno. dan menjadi titik awal konflik selama berpuluh tahun.
Sebagai daerah yang memiliki kekayaan hayati luar biasa, Aceh tidak memperoleh haknya dalam perekonomian Nasional. Sentralisasi  pembangunan di pulau Jawalah membuat Rakyat Aceh geram. Hasan Tiro, sebagai keturunan Teuku cik di Tiro membentuk sebuah gerakan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Mereka menganggap bahwa bukan Belanda, Portugis, Inggris maupun Jepang yang menjajah rakyat Aceh. Namun bangsa Jawa yang dianggap sangat munafik.

Berpuluh-puluh tahun kemudian sejak peristiwa Tsunami, pro kontra penerapan syariat Islam di Aceh terus bergulir. Apalagi Aceh disebut-sebut tidak layak mendapatkan hak otonomi untuk menerapkan syariat Islam. Jika kita telisik ke sejarah awalnya, penerapan syariat Islam di Aceh sesungguhnya sangat layak mereka terima, Selain sebagai konsekuensi dan janji Soekarno waktu rakyat Aceh bersedia membantu Indonesia. Hal ini juga karena rakyat Aceh memang sepakat menerapkan syariat Islam sejak beratus tahun silam.
Aceh sebagai daerah yang terletak paling ujung Indonesia dapat dengan mudah memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk sebuah negara. Meskipun terlambat, janji Soekarno kepada rakyat Aceh akhirnya terpenuhi pada masa ini. Setelah peristiwa tsunami tahun 2004 lalu, Aceh memiliki hak otonom khusus untuk menerapkan syariat Islam. Meskipun penerapan syariat Islam ini masih sangat parsial, tetap saja rakyat Aceh mulai melepaskan angan-angan buruk mengenai penjajahan bangsa Jawa. 

Wallahu 'alam

Sabtu, 02 Juni 2012

Khilafah adalah oasis di gurun pasir


Khilafah laksana sebuah Oasis di padang pasir. Disaat kita kelelahan mencari sumber air yang terlihat hanyalah gunungan pasir. Saat kita kepanasan, membutuhkan air, membutuhkan tempat berteduh dan mencari sebuah tempat peristirahatan di padang pasir, oasis itulah tempatnya. Oasis seperti sebuah surga dunia yang memberikan ketenangan jiwa, serta peredam berbagai konflik dan masalah yang mendera.

Banyak orang yang mengatakan tidak mungkin ada oasis di gurun sahara, namun ternyata ada erg awbari dengan keindahan danaunya. Banyak orang yang mengatakan mustahil ada oasis di gurun gobi, namun ternyata ada sumber air utama danau Crescent. Banyak orang yang mengatakan sangat mengkhayal jika saya membayangkan oasis di gurun maha luas Afrika, tetapi tanpa kita sadari kita akan mudah menemukan oasis Chebika di Tunisia.
Setiap orang mungkin berfikir mengenai kemungkinan adanya sebuah oasis di padang pasir. Namun banyak diantara mereka yang akhirnya mengatakan itu hanyalah sebuah fatamorgana disaat kita merasa lelah dalam mencari sumber air pelepas dahaga. Ah, biarkan saja orang mengatakan oasis itu adalah sebuah kemustahilan, yang pasti saya pernah mendengar kabar bahwa benar ada oasis di suatu tempat di gurun ini. Hal itulah yang selalu membuat saya optimis dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.



Khilafah, adalah sebuah keniscayaan. Khilafah adalah sebuah janji dari Allah kepada seluruh ummat manusia. Khilafah adalah sebuah solusi komprehensif atas segala problematika didunia. Khilafah adalah sebuah keyakinan penuh setiap Muslim untuk menempatkan dirinya sebagai seorang yang beriman. Dengan Khilafah keimanan kita mudah disempurnakan, karena kita menjauhi segala hukum thagut bukan buatan Pencipta. Khilafah adalah sebuah oasis di padang pasir, sebuah solusi permasalahan umat yang sering dianggap hanya utopia belaka.
Mengapa banyak Muslim yang tidak mempercayai akan terbentuknya Khilafah Rasyidah? Padahal National Intelelligence Council’s (NIC) memprediksi akan lahirnya kembali a New Chalipate. Sebuah tatanan dunia baru dimana penerapan Syariat Islam di terapkan secara kaaffah. Mengapa mereka tidak meyakini janji Allah dalam hadis Riwayat Ahmad berikut ini?


حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ سَالِمٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ (رَوَاهُ اَحْمَدُ)

Imam Ahmad berkata, "Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy telah meriwayatkan sebuah hadits kepada kami; di mana ia berkata, "Dawud bin Ibrahim al-Wasithiy telah menuturkan hadits kepadaku (Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy). Dan Dawud bin Ibrahim berkata, "Habib bin Salim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Nu'man bin Basyir; dimana ia berkata, "Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, --Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa'labah al-Khusyaniy seraya berkata, "Wahai Basyir bin Sa'ad, apakah kamu hafal hadits Nabi saw yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, "Saya hafal khuthbah Nabi saw." Hudzaifah berkata, "Nabi saw bersabda, "Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan 'ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas . Sehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah 'ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam".[HR. Imam Ahmad]


Mengapa banyak Muslim yang tidak mempercayainya? Apakah saat ini umat Islam sudah menjadi kaum yang skeptis? Tidak meyakini janji yang sesungguhnya akan tiba?

Saya tidak peduli bagaimana penerapan Khilafah Islamiyah tersebut. Ada sebuah partai yang memiliki fikrah dan thariqoh perjuangan yang jelas. Saya selalu mendukung perjuangan ini. Namun Khilafah adalah sebuah proyek jangka panjang. Yang tidak mudah. Yang memerlukan sebuah perjuangan setiap elemen untuk mengembalikan kehidupan Islam. Meski politik telah dikuasai tetapi bidang lainnya belum,, akan mustahil Khilafah segera terwujud. Allahu a'lam.


Saya tidak pernah menyalahkan usaha kecil dari setiap orang maupun golongan untuk megembalikan kehidupan Islam ini. Apapun caranya. Meskipun dengan usaha kecil yang sering tidak kita anggap memberikan hasil. Tapi dari yang kecil itulah Islam bisa kita terapkan secara menyeluruh, berawal pada diri kita. Dengan keikhlasan itulah janji Allah akan segera terwujud. dan dengan keikhlasan itulah manusia memperoleh rahmat dari-Nya untuk menuju Syurga sebagai tujuan sebenarnya.


,, anita.cintasejarahislam@hotmail.com

Saya ingin selalu terbang

Saya adalah seekor kupu-kupu yang berterbangan menghinggapi bunga-bunga. Saya selalu mencari dan mengambil manfaat tiap bunga yang dihinggapi. Tidak mengherankan jika saya sulit ditangkap. Siapapun yang berusaha menangkap saya akan kelelahan.

Mungkin banyak orang yang menganggap saya tidak memiliki aturan, mau seenaknya sendiri, bahkan terlampau egois.
Ah, saya tidak peduli dengan perkataan orang lain. Keluarga yang saya cintai meridhai aktivitas saya sekarang (yang penting tidak melakukan kemaksiatan). Alhamdulillah, pastinya saya tidak menginginkan kepercayaan mereka memudar atas kemaksiatan yang saya lakukan.

Inti dari petualangan saya selama ini hanyalah sebagai pencarian makna hidup. Menggali setiap ilmu dari persinggahan bunga itu sembari menebarkan kembali ilmu-ilmu tadi. Dunia ini begitu luas, banyak tempat yang belum saya singgahi, banyak bunga yang belum saya ambil manfaatnya, banyak ulama dan ilmuwan yang belum saya ganggu waktu tidurnya untuk mengejar ilmu dan hikmah . Allahu a'lam,.


Jumat, 01 Juni 2012

yang malas baca buku Risalah Khitbah, Kado Pernikahan, Persiapan Pernikahan, Sistem pergaulan dalam Islam, dan buku-buku lainnya mengenai fiqh pernikahan dapat menyimpulkannya disini,..


  • 1. wahai pemuda, siapa di antara kalian yang telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah (HR Bukhari) | begitu pesan Nabi saw
    2. siapakah yg dianggap siap menikah? | adl yg telah baligh, pahami Islam, dan dewasa, dia mampu selesaikan masalah, tanggung jawab
    3. nikah adalah ikatan agung nan suci | dari sanalah terbangun bahtera dakwah berpsangan, dan madrasah balatentara Allah selanjutnya
    4. karenanya, hal baik seperti nikah haruslah dimulai dengan yg baik | buruk awalnya biasanya buruk tengah dan akhirnya
    5. Islam menolak maksiat dalam interaksi lelaki-wanita semacam tunangan dan pacaran | Nbai tak mengenalnya samasekali, bahkan melarangnya
    6. namun Islam tukarkan metode maksiat dengan metode taat sebelum menikah | khitbah lalu #ta'aruf yg halal agar nikah menjadi baik
    7. pada asasnya, khitbah-#ta'aruf adl proses yg dijalani oleh org yg telah mantap hati dan siap nikah | utk pastikan diri dan calonnya
    8. jadi khitbah-#ta'aruf bukanlah produk substitusi pacaran, bukanlah pembungkus maksiat pacaran atas nama yg lebih Islami
    9. jadi sebelum melakukan proses khitbah-ta'aruf, pastikan semua urusan telah diselesaikan, orangtua pahami niat dan restui niat itu
    10. sebelum melakukan proses khitbah-ta'aruf, rencana jg sudah dibuat, kapan ajuan waktu nikah, prosesi nikah, dan segala kaitannya
    11. nah, bila semua sudah usai dipastikan, maka saatnya memilih pasangan, memilahnya dari ribuan untuk satu kebahagiaan | ridha Allah
    12. “wanita dinikahi karena 4, harta, keturunan, kecantikan, dan agama, pilihlah yg beragama maka engkau bahagia” (HR Bukhari-Muslim)
    13. jelaslah usul Nabi, bagi yg tujuan pernikahannya adl ridha Allah dan membangun keluarga sakinah | pilihan utama pada agamanya
    14. tak habis pikir, Muslim yg ada niatan menyunting istri dari non-Muslim, apa tujuannya? dakwah blm tentu sampai, mafsadat sudah jelas
    15. lebih tak habis pikir, wanita Muslim yg kagum atau melihat lelaki non-Muslim menarik? jelas yg jadi standarnya bukan ridha Allah
    16. maka saat persiapan pribadi jelas | pilahlah calon yg memenuhi standar agama kita, bila cantik, kaya dan bangsawan, itu bonus
    17. paling mudah jadi aktivis dakwah :D, akhlak-pikir calon terikat syariat, "sudah dibina tinggal dibini", tak perlu "dibini lalu dibina"
    18. bagi yg blm jadi aktivis dakwah, carilah pasangan yg "mau dibina", yg mau tunduk pada ayat Allah dan lisan Nabi, itu baik sekali
    19. perlu pula saya sampaikan, bila karena fisik wanita dipilih bersiaplah menyesal setelah menikah | sekali lagi, pilih agamanya
    20. saat pilihan sudah tetap, maka khitbah dilaksanakan | ia adl pinta persetujuan kpd calon yg diinginkan, utk menjadi pasangan hidupnya
    21. bila izin sang wanita telah terucap, khitbah blm selesai | ada ridha walinya yg tetap menjadi syarat bagi yang melamar wanita
    22. disini perlu interaksi pria utk datangi wali perempuan, sampaikan maksud dan niatan | sampaikan perencanaan yg telah disiapkan
    23. tentu, perlu pula bagi wanita utk yakinkan kedua orangtuanya sebelumnya, pastikan tidak ada masalah setelah ada pelamar bertamu
    24. bila niatan tak disambut walinya, berlega dirilah tak perlu datangi dukun atau melamun | naik pohon kelapa, liat, akhwat tak cuma satu
    25. segera tarik diri dan selesaikan urusan dengan akhwat yg tak disetujui walinya, bawa proposal pada akhwat yg siap, insyaAllah banyak
    26. maka perlu kiranya, sejak awal saat akhwat telah merasa siap nikah, orangtua dikondisikan, agar tak menyulitkan pelamar kelak
    27. bila niatan disambut baik wali akhwat, alhamdulillah, khitbah telah terlaksana, akad nikah terbuka depan mata, lanjutkan ke ta'aruf
    28. beda ta'aruf dengan pacaran adl, bahwa ta'aruf memiliki batas waktu yg jelas dan tetap yaitu akad nikah, dan interaksi non-khalwat
    29. mengenai batas waktu ta'aruf, tidak ada ketentuan, bisa esok hari atau tahun depan | lebih cepat lebih baik, serius itu cepat
    30. perlu ditambahkan bagi ikhwan-akhwat | semakin panjang waktu ta'aruf, semakin besar potensi maksiat, selubungi pacaran atas nama ta'aruf
    31. interaksi saat ta'aruf jg harus ditemani mahram, lelaki boleh menanyakan perkara yg menguatkannya untuk menikah, apapun itu
    32. perkara yg sensitif bisa diketahui dari orangtua, shahabatnya, saudaranya, atau musyrifahnya (ustadzahnya)
    33. Rasul jg membolehkan melihat wanita hingga memiliki kecenderungan padanya, melihat disini terbatas memandang fisik dirinya, tidak lebih
    34. memandang akhwat yg akan dinikahi juga tak perlu buka jilbab dan kerudung, perkara semisal itu bisa ditanyakan pada mahramnya
    35. bagaimana interaksi via phone dan sms? | boleh selama ada keperluan | "sudah makan belum", "sudah tahajud belum" bukan masuk keperluan
    36. hati-hati mengotori proses ta'aruf, karena khalwat bisa terjadi bahkan di telp atau di sms, interaksi yg membuai dan sebagainya
    37. jadi interaksi via telp dan sms, dilakukan dalam rangka siapkan pernikahan, bukan mengumbar rasa yang seharusnya setelah nikah
    38. ingat, ta'aruf itu tak hanya pada wanitanya, tapi juga keluarganya | boleh juga libatkan 2 keluarga silaukhuwah utk rencana nikah
    39. selama ta'aruf pikirkan selalu, "apakah dia cocok menjadi ibu dari anak-anak kelak?" | "apakah ia bisa mengimami dan melindungi?"
    40. bagaimana setelah ta'aruf lantas tidak merasa ada kecocokan? | sampaikan saja, dan segerakan untuk selesaikan urusan, itu lumrah
    41. lelaki berhak memilih wanita, dan wanita berhak untuk menolak | jangan rasa segan, karena tak ada korban dalam urusan ini
    42. lalu bila telah pas di hati, lanjutkan ke jenjang pernikahan, setelah akad terucap | apapun halal bagimu dan baginya, segala urusan :D
    43. perlu saya ingatkan sekali lagi, bagi lelaki | lakukan khitbah-nikah saat sudah siap, bukan menyiapkan diri setelah khitbah-ta'aruf
    44. bagi wanita, silahkan pantau yg melamar anda | bila kesiapan belum ada, lebih baik diminta bersiap daripada masalah penuh dibelakang
    45. apakah kesiapan berarti miliki kerja? | "nafkah bukan syarat nikah, tapi kewajiban setelah nikah" | namun, bagi calon mertua itu penting
    46. apakah wanita boleh inisiatif mulai proses khitbah-ta'aruf? | "boleh, laksana Khadijah binti Khuwailid kepada Muhammad bin Abdullah"
    47. apakah khitbah perlu perantara ustadz/ustadzah? | "tak harus, boleh sendiri bila mampu dan mau"
    48. apakah khitbah boleh lewat sms atau media lain? | "boleh, selama yg dikhitbah bisa pastikan bahwa itu real, merpati pos pun jadi"
    49. akhir kalam, khitbah-ta'aruf-nikah bukan coba-coba, bukan pula permainan, niatan hanya Allah yg tahu | semoga dimudahkan menikah :)

    Copas tulisan Ust Felix Siauw